Laporan BKB

BAB 1

PENDAHULUAN

  1. Latar belakang

Salah   satu   parameter   yang   digunakan   untuk   mengukur   tingkat   penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa terhadap mata pelajaran adalah prestasi belajar yang umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya  karena berhubungan  dengan kemampuan  siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

Dalam melakukan kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya sehingga menimbulkan ketidakpahaman atau ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran. ketika siswa tidak mampu lagi berkonsentrasi, sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah, siswa menunjukan kelesuan, dan sebagian besar siswa tidak menguasai bahan atau materi yang telah guru sampaikan.

Dalam belajar mengajar tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan mudah dan cepat. Ada sebagian besar siswa yang dapat menerima pelajaran dengan mudah, dan ada pula siswa yang tidak dapat atau kurang dapat menerima pelajaran dengan mudah. Banyak faktor yang menyebabkan seorang siswa kurang dapat mengikuti ataupun menerima pelajaran dengan maksimal, baik faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, keluarga, maupun lingkungan sekitar yang mempengaruhi siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, sehingga siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, setelah praktikan mendapatkan leger dari pihak sekolah yaitu SMA Negeri 1 Bergas praktikan ingin mengetahui penyebab individu atau siswa mengalami masalah kesulitan dalam belajarnya baik dari dalam diri maupun dari luar yaitu dari faktor keluarga atau lingkungan dengan menggunakan alat instrumen yang berupa angket dan wawancara.

Sebagai calon konselor kita harus belajar mendiagnosa masalah-masalah individu misalnya saja mendiagnosa kesulitan belajar sehingga kita sebagai calon konselor nantinya ketika kita sudah terjun kelapangan, kita dapat mampu membantu siswa-siswinya yang mengalami kesulitan belajar dengan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran.

 

  1. Rumusan masalah
    1. Bagaimana gambaran kondisi sekolah yang terkait dengan akademik, sarana prasaran?
    2. Bagaimana hasil praktik diagnosa kesulitan belajar yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bergas?
    3. Bagaimana Analisis hasil dan rekomendasi diagnosis kesulitan belajar?
    4. Bagaimana tips agar belajar menjadi sukses?
    5. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan:

  1. Mengidentifikasi masalah kesulitan belajar
  2. mengatahui arti penting diagnosis kesulitan belajar
  3. Mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa/individu
  4. Mengungkap bentuk permasalahan belajar yang dialami oleh siswa.
  5. Manfaat:
    1. Mengetahui bagaimana diagnosa hasil kesulitan belajar
    2. Mengetahui hasil analisis dan rekomendasi kesulitan belajar, sehingga dengan adanya kegiatan mendiagnosa kesulitan belajar ini kita sebagai calon konselor mampu membuat suatu layanan belajar yang dibutuhkan oleh individu, serta dapat memahami karakteristik pribadi siswa atau peserta didik.

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

  1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Winkel (1995: 53) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersikap secara relatif konstan dan berbekas”.

Berdasarkan psikologi, Usman dan Setiawati (Neti, 2003: 11) mendefinisikan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya interaksi baik antara individu dengan individu maupun antara individu dengan lingkungannya”. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan-kecakapan (skills), ataupun dalam tiga aspek yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (apektif), dan keterampilan (psikomotor). Sadirman (1990: 22) menyatakan bahwa “Belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar akan membawa suatu perubahan tingkah laku individu-individu yang belajar.

 

  1. Konsep dasar diagnostik kesulitan belajar

Diagnostik, merupakan istilah teknis (terminology) yang kita adopsi dari bidang medis. Menurut thorndike dan hagen (1955:530-532), diagnosis dapat diartikan sebagai:

  1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons)
  2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
  3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.

Dari ketiga pengertan tersebut diatas dapat simpulkan bahwa didalam pekerjaan diagnostik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, sertalatar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan (predicting) kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa jika diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh burton sebagai berikut:

  • Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu tidak mecapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion referenced).
  • Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya: intelegensi bakat)
  • Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu.
  • Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.

Dari keempat definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran dan tingkat perkembangannya).

Jadi, diagnostik kesulitan belajar merupakan suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan  berbagai data /informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil  kesimpulan dan  keputusan serta mencari alternatif kemungkinan.

 

  1. Landasan pemikiran diagnosis dan pemecahan kesulitan belajar

Dalam dunia medis, istilah “diagnosis” merupakan istilah yang relatif baru. Walaupun dalam dunia kedokteran sudah lama dikenal dan bukan istilah asing lagi. Dalam kegiatan diagnosis, seseorang dokter mengadakan wawancara, mengukur dan memeriksa denyut jantung, tekanan darah dan sebgainya kepada pasiennya.

Dalam dunia pendidikan “diagnosis” tidak banyak mengalami perubahan, yaitu diartikan sebagai usaha-usaha untuk mendeteksi, meneliti sebab-sebab, jenis-jenis, sifat-sifat dari kesulitan belajar seorang murid.

Dengan demikian semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosis. Adapun landasan pemikiran perlunya diagnosis dan pemecahan kesulitan belajar bagi murid-murid sebagai berikut:

  1. Setiap murid hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, bakat dan minatnya.
  2. Adanya perbedaan-perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang fisik serta sosial masing-masing murid, maka kemajuan murid dalam satu kelas mungkin tidak sama. Ada murid yang cepat dan ada yang lambat.
  3. Sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberikan kesempatan kepada murid untuk maju sesuai dengan kemampuan sendiri. Pada waktu diadakan evaluasi akan nampak adanya sejumlah murid yang belum berhasil mencapai penguasaan materi seperti yang diharapkan.
  4. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas, para guru dan konselor perlu diperlengkapi dengan pengetahuan, sikap, keterampilan dalam hubungannya dengan pengidentifikasian kesulitan belajar, sebab-sebabnya dan pelayanan remidial (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, 1997).

 

  1. Kedudukan diagnosis kesulitan belajar dalam proses belajar mengajar

Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai ketuntasan bahan tidak dapat dikembalikan pada satu faktor, tetapi pada beberapa faktor yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Faktor tersebut adalah murid yang belajar, jenis kesulitan yang dialami murid dan kegiatan yang terlibat dalam proses. Dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar yang penting adalah menemukan letak kesulitan dan jenis kesulitan belajar menemukan kesulitan pengajaran perbaikan (learning corrective) yang dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif.

Kedudukan diagnosis adalah menemukan letak kesulitan belajar murid dan menentukan kemungkinan cara mengatasi dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan belajar.

 

  1. Pengertian kesulitan belajar

Pada umumnya “kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya.

Kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan kedalamannya termasuk pengertian-pengertian seperti:

  1. Learning Disorder (ketergantungan belajar)

Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan.

  1. Learning Disabilities (ketidakmampuan belajar)

Ketidakmampuan seseorang murid yang mampu mengacu kepada gajala di mana murid tidak mampu belajar (menghindari belajar), sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektual

  1. Learning Disfunction (ketidakfungsian belajar)

Menunjukkan gejala di mana proses tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat dria atau gangguan-gangguan psikologis lainnya.

  1. Under Achiever (pencapaiaan rendah)

Mengacu kepada murid yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.

  1. Slow Learner (lambat belajar)

Murid yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan murid yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku secara langsung ataupun tidak langsung.

 

  1. Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar
    1. Identifikasi murid yang mengalami kesulitan belajar

Dalam identifikasi kasus ini guru atau pembimbing menandai murid dalam satu kelas dalam satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik yang sifatnya umum maupun khusus dalam mata pelajaran, Misalnya pelajaran IPA, IPS, BAHASA dan sebagainya. Cara yang dilakukan adalah membandingkan posisi atau kedudukan murid dalam kelompoknya atau dengan kriteria tingkat penguasaan yang telah ditetapkan sebelumnya (penilaian acuan patokan) untuk suatu mata pelajaran atau bahan tertentu.

Adapun tekhnik yang digunakan atau ditempuh adalah meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam “record academic”. Kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas atau dengan kriteria tingkat penguasaan minimal kompetensi yang dituntut. Kemudian, menganalisis hasil ulangan dengan melihat sifat kesalahan yang dibuat. Lalu, melakukan observasi pada saat murid dalam proses belajar mengajar adapaun yang di observasi yaitu mengamati tingkah laku dan kebiasaan murid dalam mengikuti satu pelajaran tertentu, mengamati tingkah laku murid dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu yang diberikan dalam kelas, berusaha mengetahui kebiasaan dan cara belajar murid dirumah melalui checklist atau melalui kunjungan rumah, mendapatkan kesan atau pendapat dari guru lain terutama wali kelas, guru pembimbing dan lain-lain.

  1. Melokalisasi jenis dan sifat kesulitan belajar

Langkah selanjutnya setelah langkah pertama yaitu  Melokalisasi jenis dan sifat kesulitan belajar yaitu mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Dengan membandingkan angka nilai prestasi individu yang bersangkutan dari mata pelajaran yang lain yang diikutinya atau angka nilai rata-rata prestasi dari setiap mata pelajaran. Kemudian, mebdeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakala kesulitan terjadi, analisis terhadap catatan mengenai proses belajar dan prosedurnya menggunakan beberapa langkah seperti: manganalisis, hasil pekerjaan murid dalam bidang studi tertentu, wawancara dengan guru yang bersangkutan, wawancara dengan murid yang diduga mengalami kesulitan dan memberikan tes diagnostik.

  1. Memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar

Berikut ini guru/konselor dihadapkan pada masalah bagaiamana menduga penyebab pola kekuatan dan kelemahan pada murid. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak daat diambil keputusan secara bijaksana untuk membantu murid mengatasi kesulitannya, apabila tdak mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi kesulitan. Misalnya: jika kesulitan membaca yang dialami(seorang murid biasanya disebabkan oleg penglihatan jauh/farsighted), mka guru atau konselor tidak dapat memberikan bantuan kepadanya, meskipun dengan mencoba memperbaiki kesulitan membaca dengan jalan memberikan jam tambahan sesudah waktu sekolah untuk latihan membaca. Hal ini menunjukan kegagalan dalam mengenali sebab yang sebenarnya menimbulkan kesulitan.

Sebab-sebab yang mungkin timbul dalam kesulitan siswa adalah banyak sebab yang menimbulkan pola gejala yang sama. Sering kali gejala-gejala kesulitan belajar yang nampak pada seorang siswa disebabkan oleh beberapa faktor berbeda dengan murid lain yang memperlihatkan gejala yang sama. Misalanya: dua orang murid selalu merepotkan guru dan teman-teman didalam kelas yaitu dengan ber jalan-jalan didalam kelas, seringkali berbicara, mencubit dan mendorong temannya, kedua anak tersebut dikenali sebagai anak yang hyperaktive.

 

  1. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

Faktor penyebab kesulitan belajar menurut Abdurahman dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab utama utama kesulitan belajar belajar adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak cepat (Abdurahman, 1999).

Para   ahli  seperti  Cooney,   Davis  & Henderson (1975)  telah mengidentifikasikan beberapa faktor  penyebab kesulitan belajar, di antaranya:

  1. FAKTOR FISIOLOGIS

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar  siswa ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf  ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari  bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah   kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang  sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian  tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya si  siswa akan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal kurang  berfungsi secara sempurna. Akibatnya ia akan mengalami  hambatan ketika belajar. Di samping itu, siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi, kurang baik pendengaran, penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan menghadapi kesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk membantu siswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan  hal-hal yang berkait dengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa  dengan pendengaran ataupun penglihatan yang kurang baik, sebaiknya menempati tempat di bagian depan. Untuk para orang    tua, terutama ibu, makanan selama masa kehamilan akan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik putra-putrinya. Makanan yang dapat membantu pertumbuhan otak  dan sistem syaraf bayi yang masih di dalam kandungan haruslah  menjadi perhatian para orang tua.

  1. FAKTOR SOSIAl

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang  tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan siswa sebagaimana  ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan  masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh  karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar  sepenuh hati.

  1. FAKTOR KEJIWAAN

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa  ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati(emosi)  siswa unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia  selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi,  siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang sangat berat.  Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang  rendah diri, siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi  dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi   proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan menyenangi  mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak  menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas   utama yang sangat menentukan bagi seorang guru adalah  bagaimana membantu siswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik.

  1. FAKTOR INTELEKTUAL

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa  ini berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa yang  sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban  menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar.

  1. FAKTOR KEPENDIDIKAN

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar  siswa ini berkait dengan belum mantapnya lembaga  pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan siswa,  guru yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah,  guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan siswa tersebut.

 

  1. Upaya mengatasi

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siwa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.

Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Secara umum, langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar dapat dilakukan dengan mudah oleh guru kecuali tes IQ, untuk keperluan tes IQ guru dan orang tua siswa dapat berhubungan dengan klinik psikologi. Dalam hal ini yang sangat perlu dicatat adalah apabila siswa yang mengalami keslitan belajar itu ber IQ jauh dibawah normal atau tuna grahita, orang tu hendaknya mengirimkan siswa tersebut kelembaga pendidikan khusus anak-anak grahita, karena lembaga/sekolah biasa tidak menyediakan tenaga pendidik dan kemudahan belajar khusus untuk anak-anak normal.

Adapaun upaya yang harus dilakukan adalah sebelumnya, guru dan orang tua sangat dianjurkan untuk memanfaatkan support teacher atau guru pendukung. Yaitu guru yang bertugas menangani siswa para siswa yang melakukam remedial teaching atau pengajaran perbaikan. Sayangnya disekolah indonesia tidak seperti kebanyakan sekolah dinegara maju, belum menyediakan guru-guru pendukung. Namun untuk megatasi kesulitan karena tidak adanya support teacher itu orang tua siswa dapat berhubungan dengan biro konsultasi psikologi.

Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagaimana yang dikemukakan syah (2000: 175) sebagai berikut:

  1. Menganalisa hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar menegenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.
  2. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.

Bidang-bidang kecakapan yang bermasalah ini dapat dikategorukan menjadi 3 macam yaitu: bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri, guru dengan bantuan orang tua, dan bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orang tua.

  1. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching(pengajaran perbaikan)

Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan (remedial teaching), sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal tertentu yaitu: tujuan, materi, metode, dan alokasi waktu pengajaran remedial, kemudian evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial.

  1. Melaksanakan program perbaikan

Pada prinsipnya program remedial itu lebih cepat dilaksanakan lebih baik. Tempat penyelanggaraan bisa dimana saja, asal tempat itu memungkinkan siswa memusatkan perhatiannya terhadap proses perbaikan tersebut. Namun patut dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka mendayagunakan ruang BK tersebut.

Selanjutnya, untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai alternatf-alternatif kiat pemecahan masalah keslitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan mempelajari buku-buku khusus menegenai bimbingan dan konseling . selain itu, guru juga dianjurkan untuk mempertimbangkan penggunaan model-model mengajar tertentu yang dianggap sesuai sebagai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

  1. Analisis leger

Leger adalah daftar nilai asli siswa sebelum dipindahkankan kedalam buku laporan pendidikan (kamus besar bahasa indonesia).

  1. Angket

Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Angket (Kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Angket berisi item-item tentang cara belajar, kesulitan belajar, minat belajar serta motivasi belajar. Agar dapat diketahui penyebab dari kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut

  1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu tekhnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Wawancara atau interview merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang anak atau individu lain dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan(face to face relation). Jika dilihat dari segi pertanyaan maka antara wawancara dengan kuesioner terdapat persamaan. Dalam hal ini, keduanya mengunakan pertanyaan-pertanyaan, hanya cara penyajiannya saja yang berbeda. Biasanya, pertanyaan pada wawancara disajikan secara lisan, sedangkan pennyajian dalam kuesioner secara tertulis.

Menurut Sutoyo, 2009 : 135 menyatakan bahwa wawancara (interview) dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Dalam Sugiyono, 2013 : 194 mengemukakan bahwa wawancara (interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila akan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara digunakan untuk mengetahui secara langsung dari siswa tentang masalah belajar dan kesulitan belajar yang dialami.

BAB IV

ANALISIS HASIL PRAKTIK DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

  1. Kondisi sekolah

Kondisi sekolah di SMA ngeri 1 Bergas adalah terletak di daerah ungaran, di SMA Negeri 1 Bergas berbentuk lingkaran tata letak sarana dan prasarana nya yang dilengkapi dengan wifi atau hotspot. Dan ruang kelas terdiri dari 24 ruang kelas yaitu 8 ruang kelas untuk kelas X, 8 ruang kelas untuk kelas XI, dan 8 ruang kelas lagi untuk kelas XII.

  1. Visi dan Misi

Visi : Unggul dalam berprestasi , memiliki ketrampilan dan berbudi pekerti luhur.

Misi :

  • Menumbuhkan semangat yang tinggi kepada seluruh warga sekolah dalam meraih prestasi.
  • Meningkatkan pembelajaran dan pelatihan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  • Mendorong dan menyediakan fasilitas untuk meningkatkan wawasan imtaq dan iptek warga sekolah.
  • Memotivasi warga sekolah untuk menggali potensi diri sehinnga dapat dikembangkan secara dini.
  • Menerapkan manajemen partisipatif pada pihak terkait.
  1. Sarana dan prasarana

SARANA DAN PRASARANA

  • Ruang kelas
  • Perpustakaan
  • Lab. Kmputer
  • Lab.biologi
  • Lab. Bahasa
  • Lab. Kimia
  • Lab.multimedia
  • Lab. Ips
  • R. Kepsek
  • R. Tata usaha
  • R. Lobi
  • R. Guru
  • R. Osis
  • R. PMR
  • R. BK
  • R. Piket
  • Gudang fisika
  • Gudang kimia
  • R. EC
  • Panggung terbuka
  • Lap. Olah raga
  • R. server

 

  • R. Pramuka
  • R. Kapela/bianglala
  • Gudang
  • Masjid
  • R. DKM
  • R. satpam
  • R. uks
  • Padepokan seni
  • Green house
  • Parkir
  • Mushola guru
  • R. cetak
  • R. wakasek
  • Wc Guru
  • Dapur
  • WC laki-laki
  • WC perempuan
  • Koperasi
  • Kantin
  • G. Olahraga
  • Gudang biologi
  • R. KPMP TIK

 

  1. Hasil praktik DKB
    1. Identitas konseli

Nama                     : Dalilla Dewayanti Septa Putri

TTL                       : 02 September 1995

Hoby                     : Membaca, menulis

Alamat                  : Jl. Abimanyu dalam 03 karangbolo ungaran

Usia                       : 18 tahun

Jenis kelamin         : Perempuan

NO. Hp                 : 08112715068

Pernah tidak naik kelas berapa kali                       : 1 kali

Pernah mendapat peringkat 10 besar berapa kali  : tidakpernah

 

Nama Ortu                        : Sunardi

Indah Murtini

Pekerjaan Ayah     : Buruh Pabrik

Pekerjaan Ibu        : Buruh pabrik

 

 

  1. identifikasi masalah

masalah yang dihadapi observee dalam masalah belajarnya yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam diri maupun dar luar seperti faktor lingkugan keluarga. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang praktikan lakukan di SMA Negeri 1 Bergas adalah dapat diketahui bahwa observee benar mengaami kesulitan belajar yang dapat dilihat dari hasil prestasi baik akademik maupun non akademik.

Berdasarkan hasil wawancara yang praktikan lakukan dengan guru BK dan observee adalah bahwa observee benar adanya jika observee telah menunjukan hasil belajarnya yang rendah, nilai rata-rata yang diperoleh dibawah KKM. Observee menunjukan bahwa hasil belajarnya rendah tidak dapat mencapai prestasi yangs semestinya, jika dilihat dari kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya siswa ini dapat digolongkan kedalam masalah belajar under achiever. Kemudian observee lambat dalam menangkap pelajaran/materi yang disampaikan guru, selain itu observee juga pernah tidak naik kelas.

  1. diagnosis

diagnosis kesulitan belajar yang observee alami adalah faktor motivasi baik dari dalam diri maupun luar, observee mengalami kesulitan belajarnya karena kurang perhatian dari orang tua kedua orang tuanya sama-sama bekerja, shingga orang tua hanya mempunyai sedikit waktu untuk memantau putri nya, selain itu dari dalam diri observee dia masih belum bisa memanajemen belajaranya dengan tepat, belajar masih kurang baik ia hanya belajar sekolah saja.

  1. prognosis (akibat)

Setelah didiagnosa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar, apabila di dalam penanganannya guru BK belum mampu mengatasinya, maka akan berpengaruh pada kondisi siswa tersebut. Obervee didiagnosa mengalami kesulitan belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktr lingkungan dan kurangnya motivasi. Observee kurang perhatian dari orang tua nya mengenai proses belajarnya sehingga siswa tersebut mengalami masalah dalam belajarnya, selain kurangnya motivasi observee juga dalam kegiatan belajarnya di rumah kurang baik. Walaupun demikian guru BK bisa memberikan motivasi atau nasihat dengan melakukan konseling dan melakukan pendekatan dengan siswa tersebut, lalu melakukan home visit yang bertujuan orang tua lebih memperhatikan anaknya, kemudian guru BK bisa mengadakan atau membicarakan mengenai masalah belajar dengan guru mata pelajaran untuk memberikan program pengayaan atau remedial yang diperuntukan siswa yang mempunyai masalah dalam bidang belajar tersebut.

  1. Tretment

Evaluasi atas usaha pemecahan masalah tersebut hendaknya dilakukan atas usaha bantan remedial yang dilakukan oleh guru pembimbing atau guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan meneneliti seberapa jauh pengaruh tindakan remedial, adanya tindakan ini dapat menjukan pengaruh positif bagi pemecahan masalahnya.

 

  1. Analisis hasil dan rekomendasi

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang praktikan lakukan di SMA Negeri 1 Bergas mengenai kesulitan belajar siswa telah diperoleh beberapa data, dan dalam pengumpulan data praktikan menggunakan instrumen wawancara dan angket. isi item/ aspek dari angket dan wawancara tersebut adalah mengenai kesulitan belajar.

Dari hasil pengumpulan data menggunakan metode/instrumen angket telah diperoleh data mengenai siswa tersebut yang mengalami kesulitan belajar bahwa siswa tersebut memilih item sebagai berikut:

  1. Saya tidak bisa memahami pelajaran
  2. Saya sering mendapat nilai jelek
  3. Saya kurang berminat pada mata pelajaran sains
  4. Banyak tugas yang memberatkan saya
  5. Saya merasa kesulitan dalam pelajaran berhitung dan menghafal
  6. Saya sering melamun dikelas
  7. Semangat belajar saya kurang/malas
  8. Saya kurang mampu memahami pelajaran bahasa inggris
  9. Saya kurang bisa membagi waktu
  10. Saya merasa cemas ketika akan menghadapi ujian.

Kemudian metode yang praktikan selanjutnya gunakan adalah metode wawancara, dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara, praktikan melakukan wawancara dengan guru BK dan Siswa yang bersangkutan. kegiatan wawancara ini kami lakukan pada hari sabtu tanggal 30 november 2013 pada siswa tersebut yang bernama Dalilla Dewayanti Septa Putri dia adalah siswa kelas XII IPS 1, Praktikan mendapatkan data tentang kesulitan  belajarnya bahwa berdasarkan hasil pengumpulan data ini siswa tersebut memang kurang bisa menangkap pelajaran/kurang bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Ketika praktikan mewawancarai guru BK, hasil yang dierolehpun ternyata memang sama bahwa siswa tersebut benar mengalami kesulitan belajar, bahkan dari ia kelas X sampai kelas XII pada saat ini. Berdasarkan hasil wawancara yang praktikan lakukan kepada guru BK selama ini guru BK sudah berusaha melakukan tindakan sebagai wujud perhatiannya dan sebagai salah satu tugas guru BK, Guru BK SMA Negeri 1 Bergas sudah melakukan kunjungan rumah siswa tersebut dengan alasan untuk menangani masalah belajar siswa tersebut, setelah melakukan kunjungan rumah, dan melakukan pendekatan guru BK juga mendapatkan hasil bahwa ternyata sistem belajar siswa tersebut dirmah memang kurang baik, observee hanya belajar disekolah saja, sekalipun observee belajar dirumah dia belajar sambil menonton film korea di laptop dan pintu kamarnya selalu dikunci,  siswa tersebut juga ternyata kurang perhatian dari orang tua karena kedua orang tua siswa tersebut adalah seorang buruh pabrik yang banyak terbuang waktunya tanpa berkumpul bersama keluarga, kedua orang tua observee bekerja sebagai puruh pabrik karena notabene di ungaran adalah kota industri yang banyak terdiri dari berbagai macam pabrik.

selain sistem belajarnya yang salah atau kurang baik ternyata observee tidak pernah mengikuti organisasi apapun disekolahnya, observee bisa dikatakan sebagai siswa yang pasive, pendiam dan tidak banyak teman, hanya satu yang menurut dia cocok, temannya pun teman dari SMP dahulu. Dan berdasarkan pengamatan dari guru BK observee terkadang membolos pada saat jam pelajaran tertentu dengan alasan berpura-pura sakit, observee mengaku kepada guru BK bahwa ternyata observee tidak suka denga guru mata pelajaran tersebut.

Dalam layanan ini guru BK melakukan bimbingan/layanan individual, individu dapat mengalami peningkatan belajarnya. Selain itu guru BK juga bekolaborasi atau bekerja sama dengan guru mata pelajaran dengan menyelanggarakan program remedial atau pengayaan yang bertujuan ada peningkatan prestasi baik secarakualifikasi maupun kuantitatif atau peningkatan kemampuan penyesuaian kembali, baik terhadap dirinya maupun lingkungan.

Sehingga dengan adanya program remedial ini diharapkan siswa atau observee mampu mengembangkan dirinya yaitu meningkatkan prestasi seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan.

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Dalam melakukan atau mendiagnosa siswa yang mengalami kesulitan belajar pada siswa yaitu dimulai dengan memperkirakan kemungkinan bantuan apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut, dan dimana pertolongan itu dapat diberikan. Perlu dianalisis pula siapa yang dapat memberikan pertolongan dan bantuan, bagaimana cara menolong siswa yang efektif, dan siapa saja yang harus dilibatkan dalam proses konseling.

Dalam proses pemberian bantuan, diperlukan bimbingan yang intensif dan berkelanjutan agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal dan menyesuaikan diri terhadap perkembangan pribadinya dan lingkungannya.
Kemampuan yang Harus Dimiliki Konselor Berkait dengan perannya sebagai seorang konselor, tiap individu konselor harus memiliki kemampuan yang profesional yaitu mampu melakukan langkah-langkah :

  1. Mengumpulkan data mengenai peserta didik
  2. Mengamati tingkah laku peserta didik
  3. Mengenal siswa yang memerlukan bantuan khusus
  4. Mengadakan komunukasi dengan orang tua siswa untuk memperoleh keterangan dalam pendidikan anak.
  5. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga yang terkait untuk membantu memecahkan masalah siswa.
  6. Membuat catatan pribadi siswa
  7. Menyelenggarakan bimbingan kelompok ataupun individual
  8. Bekerjasama dengan konselor yang lain dalam menyusun program bimbingan sekolah
  9. meneliti kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah

seorang konselor juga harus mmiliki kepribadian antara lain; dapat memahami orang lain secara objektif dan simpatik, mampu mengadakan kerjasama dengan orang lain dengan baik, memiliki kemampuan perspektif, memahami batas-batas kemampuan sendiri, mempunyai perhatian dan minat terhadap masalah pada siswa dan ada keinginan untuk membantu, dan harus memiliki sikap yang bijak dan konsisten dalam mengambil keputusan.

Dengan dimilikinya kecakapan dan persyaratan khusus seperti terurai di atas, seorang konselor diharapkan mampu membantu mengatasi dan memecahkan masalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Namun perlu diingat bahwa keberhasilan suatu konseling akan bisa maksimal apabila ada keterbukaan dan kepercayaan antara pihak klien dan konselor.

 

  1. SARAN
    1. Saran untuk sekolah/guru BK:

Untuk mencegah terjadinya dampak negative yang lebih buruk, yang mungkin timbul karena adanya kesulitan belajar yang dialami siswa. Hendaknya pihak sekolah/guru BK selalu memberikan perhatian kepada anak didiknya dengan mendorong atau memotivasi individu, dan memperlakukan individu yang mengalami kesulitan belajar dengan perlakuan yang sama, dan dalam memberikan tugas khususnya guru mata pelajaran hendaknya tidak menuntut terlalu banyak mengingat kemampuan anak/individu yang berbeda-beda. Pihak sekolah diharapkan dapat mencatat perkembangan kemampuan anak, khususnya anak yang mengalami ketidakmampuan belajar sehingga dapat diberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuannya.

  1. Saran untuk orang tua:

Orang tua hendaknya dapat memantau putra-putrinya sehingga anak selalu merasa diperhatikan, selain itu juga hendaknya pihak orang tua koordinasi dengan pihak sekolah sehingga informasi yang diberikan pihak sekolah kepada orang tua dapat digunakan dalam pembentukan kematangan psikologisnya ketika anak berada dirumah, dan dihrapkan orang tua dapat memberikan atau meluangkan waktu yang lebih banyak, sehingga anak selalu terpantau dalam kegiatan belajarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Teori-Teori kepribadian

TEORI KEPRIBADIAN MENURUT CARL GUSTAV JUNG

 

Carl Gustav Jung (1875-1961) adalah orang pertama yang merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrovert dan introvert, serta menggambarkan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut dengan fungsi berpikir, pengindera, intuitif, dan perasa.

Motivasi awal Jung menyelidiki tipologi manusia adalah keinginannya untuk mengerti dan memahami pandangan Freud tentang gangguan mental sangat berbeda dari pandangan Adler. Konsep – konsep Kepribadian menurut Carl Gustav Jung ada tiga macam, yaitu Personality Function, Psyche, dan Self. Jung memandang manusia sangatlah unik karena mempunyai begitu banyak kepribadian yang beragam antara individu satu dengan individu lainnya.

 

  1. A.      Definisi dan Struktur Kepribadian

Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun yang dimaksud dengan psyche, Jung (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1985 : 109) menjelaskan bahwa kepribadian itu adalah seluruh pemikiran, perasaan, dan perilaku nyata baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

     Adapun struktur kepribadian manusia terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi kesadaran dan dimensi ketidaksadaran. Kedua dimensi ini saling mengisi dan mempunyai fungsi masing-masing dalam penyesuaian diri. Dimensi kesadaran berupaya menyesuaikan terhadap dunia luar individu. Adapun dimensi ketidaksadaran berupaya menyesuaikan terhadap dunia dalam individu.

  1. a.      Dimensi Kesadaran Kepribadian

Dimensi kesadaran dari kepribadian ini adalah ego. Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran, perasaan sadar manusia. Dimensi kesadaran manusia mempunyai dua komponen pokok  yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam orientasi manusia dalam dunianya. Dua komponen tersebut adalah:

1)      Fungsi jiwa adalah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda.

Jung membedakan empat fungsi jiwa yang pokok yaitu pikiran, perasaan, pendirian dan instusi. Pikiran dan perasaan adalah fungsi jiwa yang rasional. Pendirian dan instuisi adalah fungsi jiwa yang irrasional.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan tetapi biasanya hanya salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan). Fungsi yang paling berkembang itu merupakan fungsi superior dan menentukan tipe kepribadian orangnya. Jadi ada tipe orang pemikir , tipe perasa, tipe pendria, dan tipe intuitif. Berikut ini adalah tabel tentang fungsi jiwa menurut Jung.

Tabel 1.1

Fungsi Jiwa Menurut Jung

No.

Fungsi Jiwa

Sifatnya

Cara Bekerjanya

1

Pikiran

Rasional

Dengan penilaian:benar-salah.

2

Perasaan

Rasional

Dengan penilaian:senang-tidak senang.

3

Pendriaan

Irrasional

Tanpa penilaian:sadar melalui indra.

4

Intuisi

Irrasional

Tanpa penilaian: tidak sadar-melalui naluri.

 

Keempat fungsi jiwa itu berpasangan. Kalau satu fungsi jiwa itu menjadi superior, yaitu: menguasai kehidupan alam sadar, maka fungsi pasangannya menjadi inferior, yaitu ada dalam ketidaksadaran. Adapun kedua fungsi jiwa yang lainnya menjadi fungsi pembantu,  sebagian tertelak dalam alam sadar dan sebagian lagi dalam alam tidak sadar.

Selanjutnya fungsi jiwa yang berpasangan itu berhubungan secara kompensatoris, artinya makin berkembang fungsi superior maka makin besarlah kebutuhan fungsi inferior akan kompensasi dan makin besarlah gangguan terhadap keseimbangan jiwa.

2)      Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke dalam diri individu. Begitu juga arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar ataupun ke dalam dirinya.

Setiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya. Namun demikian, dalam caranya mengadakan orientasi itu setiap orang berbeda-beda.

Berdasarkan atas sikap jiwanya, manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu:

a)      Manusia yang bertipe ekstravers

Orang yang ekstrovers terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Orang bertipe ekstravers bersikap positif terhadap masyarakatnya, hatinya terbuka, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang lain efektif.

b)      Manusia yang bertipe introvers

Orang yang bertipe introvers terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasi tertuju ke dalam dirinya. Penyesuaian dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain. Penyesuaian dengan batinnya sendiri baik.

Jung berpendapat bahwa antara sikap jiwa ekstravers dan intravers itu terdapat hubungan yang kompensatoris. Dengan mendasarkan pada komponen pokok dari kesadaran itu sampailah Jung pada pembagian tipe kepribadian menjadi delapan tipe yaitu  empat tipe ekstravers dan empat tipe introvers. Orang yang kesadarannya bertipe pemikir maka ketidaksadarannya adalah perasa. Orang yang kesadarannya  ekstravers, ketidaksadarannya intravers. Dengan pembicaraan itu teranglah kiranya tipologi kepribadian menurut Jung seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.2

Tipologi Kepribadian Menurut Jung

Sikap jiwa

Fungsi Jiwa

Tipe Kepribadian

Ketidaksadarannya

Ekstravers

Pikiran

Perasaan

Pendriaan

intuisi

Pemikir-ekstravers

Perasa-ekstravers

Pendria-ekstravers

Intuitif-ekstravers

Perasa introvers

Pemikir introvers

Intuitif introvers

Pendria introvers

Introvers

Pikiran

Perasaan

Pendriaan

intuisi

Pemikir-introvers

Perasa-introvers

Pendria-introvers

Intuitif-introvers

Perasa ekstravers

Pemikir eksrtavers

Intuitif ekstravers

Pendria ekstravers

 

     Di samping tipe pokok tersebut dapat dikemukakan tipe campuran yakni:

(1)   Pikiran empiris

(2)   Pikiran

(3)   Pikiran intuitif-spekulatif

(4)   Intuisi

(5)   Perasaan intuisi

(6)   Perasaan

(7)   Perasaan indria

(8)   Pendriaan

Cara individu menampakkan diri keluar oleh Jung disebut persona. Jung memberi definisi persona itu sebagai kompleks fungsi (fungsi yang saling terkait) yang terbentuk atas dasar pertimbangan penyesuaian atau usaha mencari penyelesaian, tetapi tidak sama dengan individualitas (segala sesuatu yang membedakan individu dari individu lainnya). Cara individu menampakkan diri ke luar itu belum tentu sesuai dengan keadaan dirinya yang sebenarnya (individualitasnya). Apabila orang dapat menyesuaikan diri ke dunia luar dengan baik, maka persona itu akan merupakan selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan. Akan tetapi apabila penyesuaian diri ke dunia luar itu kurang baik, maka persona dapat merupakan topeng yang kaku dan beku dalam menyembunyikan kelemahan dirinya.

  1. b.      Dimensi Ketidaksadaran Kepribadian

Dimensi ketidaksadaran kepribadian seseorang mempunyai dua lingkaran:

1)      Ketidaksadaran Pribadi

Ketidaksadaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama hidupnya namun tertekan dan terlupakan. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman yang disadari tetapi kemudian ditekan, dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang.

Kesadaran pribadi berisi kompleks (konstelasi) perasa, pikiran, persepsi, ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik berbagai pengalaman ke arahnya.

Suatu kompleks bertindak sebagai kepribadian otonom yang memiliki kehidupan jiwa dan sumber penggeraknya sendiri. Ia bisa memegang kontrol atas kepribadian dan menggunakannya untuk tujuannya sendiri. Kompleks itu bersifat tidak sadar, tetapi masing-masing kaitan tersebut dapat dan seringkali menjadi sadar.

2)      Ketidaksadaran Kolektif

Ketidaksadaran kolektif berisi hal yang diperoleh seluruh jenis manusia selama pertumbuhan jiwanya melalui generasi yang terdahului. Daerah ketidaksadaran kolektif yang berdekatan dengan daerah ketidaksadaran pribadi berisi emosi dan dorongan primitif.

Ketidaksadaran kolektif atau transpersonal adalah gudang bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang. Ketidaksadaran kolektif adalah adalah sisa psikis perkembangan evolusi manusia yang menumpuk akibat dari pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Ketidaksadaran kolektif hampir sepenuhnya terlepas dari segala segi pribadi dalam kehidupan seseorang dan nampaknya bersifat universal. Semua manusia kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif. Jung menghubungkan sifat universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan struktur otak pada semua ras manusia. Kesamaan struktur otak manusia ini disebabkan oleh evolusi umum.

Ketidaksadaran kolektif merupakan landasan ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Diatasnya dibangun aku, ketidaksadaran pribadi, dan semua hal yang diperoleh individu. Apa yang dipelajari seseorang sebagai hasil dari pengalaman seseorang yang dipengaruhi oleh ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif ini berperan dalam mengarahkan atau menyeleksi tingkah seseorang sejak awal kehidupannya.

   Ketidaksadaran adalah hal yang tidak disadari. Untuk mengenal dan mengetahui ketidaksadaran, kita peroleh secara tidak langsung melalui manifestasinya. Manifestasi ketidaksadaran itu dapat berbentuk simtom dan kompleks, mimpi, fantasi, khayalan dan arkheipe.

   Simtom adalah gejala dorongan jalannya energi yang normal yang dapat berbentuk kejasmanian maupun kejiwaan. Simtom adalah tanda bahaya yang memberi tahu ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang. Adapun yang kompleks adalah bagian dari kejiwaan yang telah terpecah dan lepas dari kontrol kesadaran dan mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran yang dapat menghambat atau memajukan prestasi kesadaran.

   Kompleks itu terdiri dari unsur inti yang umumnya tidak disadari dan bersifat otonom serta sejumlah asosiasi yang terbentuk atas dasar inti tersebut.

Menurut Jung kompleks merupakan sesuatu yang tidak dapat diselesaikan dalam kepribadian. Kompleks banyak disebabkan oleh pengalaman traumatis yang tidak mungkin dapat diterima oleh individu secara keseluruhan. Perwujudan ketidaksadaran yang lain adalah mimpi, fantasi dan khayalan.

            Mimpi sering timbul dari kompleks yang mempunyai hukum dan bahasa sendiri. Dalam mimpi sebab akibat, ruang dan waktu tidak berlaku, bahasanya bersifat lambang dan untuk memahaminya perlu penafsiran. Bagi Jung mimpi itu mempunyai fungsi yang konstruktif yaitu mengkompensasikan keberatsebelahan dari konflik. Bagi Jung mimpi tidak hanya merupakan manifestasi dari hal yang patologis, tetapi sering merupakan manifestasi dari ketidaksadaran kolektif dan banyak juga mempunyai arti ramalan.

            Di samping mimpi, jung juga mengemukakan tentang fantasi dan khayalan sebagai bentuk manifestasi (perwujudan)ketidaksadaran. Fantasi dan khayalan ini berkaitan dengan mimpi dan timbul pada waktu taraf kesadaran rendah.

            Adapun arkhaipe adalah bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentuyang terjadi di luar kesadaran. Arkheipe itu dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidaksadaran kolektif selama  perkembangan manusia. Jadi arkheipe tidak tidak bergantung kepada manusia perseorangan. Arkheipe merupakan pusat serta medan tenaga dari ketidaksadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia.

Terdapat beberapa bentuk khusus dari isi ketidaksadaran yaitu:

(a)    Bayang-bayang

Bayang-bayang yaitu segi lain dari kepribadian yakni kekurangan yang tidak disadari. Bayang-bayang ini terbentuk dari fungsi inferior yang karena pertimbangan moral atau pertimbangan lain dimasukkan ke dalam ketidaksadaran karena tidak serasi dengan kehidupan alam sadarnya. Bayang-bayang merupakan suatu pecahan kepribadian yang tidak terikat kepada individu.

(b)   Proyeksi atau imago

Proyeksi diartikan menempatkan isi batin sendiri pada obyek lain di luar dirinya secara tidak sadar. Imago itu adalah sifat atau kualitas ketidaksadaran sendiri yang dihadapi sebagai sifat dan kualitas orang lain. Peristiwa itu terjadi secara mekanis tidak disadari.

(c)    Animus dan anima

Imago yang terpenting pada orang dewasa adalah animus bagi orang perempuan dan anima pada orang laki-laki yaitu sifat atau kualitas jenis kelamin yang ada dalam ketidaksadaran manusia. Setiap manusia itu bersifat bioseksual, jadi setiap manusia itu mempunyai sifat yang terdapat pada jenis kelamin lawannya. Orang laki-laki ketidaksadarannya adalah perempuan dan orang perempuan ketidaksadarannya adalah laki-laki.

Anima dan animus itu mempunyai hubungan yang langsung dengan persona. Persona menyesuaikan diri ke luar, sedangkan animus menyesuaikan diri ke dalam. Jadi persona adalah fungsi perantara antara aku dan dunia luar, sedangakan anima dan animus adalah fungsi perantara antara aku dan dunia dalam. Makin kaku persona maka makin rendah diferensiasi anima atau animus dan makin diproyeksikan kepada orang lain.

 

  1. B.       Dinamika Kepribadian

Struktur kepribadian itu tidak statis, melainkan dinamis dalam gerak yang terus menerus. Dinamika kepribadian itu disebabkan oleh enrgi psikis yang disebut libido. Libido itu adalah intensitas kejadian psikis yang hanya dapat diketahui lewat peristiwa psikis. Kepribadian adalah suatu sistem energi yang tertutup tetapi tidak untuk seluruhnya, sifat tertutupnya tidak sempurna karena enrgi dari sumber luar dapat masuk pada sistem ini.

        Kepribadian dikatakan sebagai suatu sistem energi yang tertutup karena kepribadian mempunyai prinsip mengetur diri sendiri atas dasar hukum tertentu. Hukum pokok yang terdapat dalam sistm kepribadian adalah hukum kebalikan atau lebih tepatnya hukum pasangan berlawanan. Jung berpendapat bahwa tidak ada suatu sistem kepribadian yang mengatur diri sendiri tanpa kebalikan. Dalam struktur kepribadian terdapat pasangan berlawanan: pikiran-perasaan, pendriaan-intuisi, kesadaran-ketidaksadaran, dalam keadaan bangun-dalam keadaan mimpi, anima-animus, aku-bayang-bayang, dan sebagainya.

Dalam dinamika kepribadian ada dua prinsip pokok yaitu:

1)        Prinsip ekuivalens

Prinsip ekuivalens itu analog dengan hukum penyimpanan energi dalam thermodinamika yang mula-mula dirumuskan oleh Helmholtz yang menyatakan bahwa jumlah energi itu selalu tetap hanya distribusinya yang berubah. Prinsip ekuivalens dalam kepribadian menyatakan bahwa apabila sesuatu nilai menurun atau hilang, maka jumlah energi yang didukung oleh nilai itu tidak hilang dari kepribadian melainkan akan muncul kembali dalam nilai baru.

Berdasarkan prinsip ekuivalens tersebut maka hal-hal yang berpasanagn-berlawanan itu berhubungan secara komplementer atau kompensatoris, artinya pengurangan energi pada suatu aspek berarti penambahan pada aspek pasangan lawannya.

2)        Entropi

Prinsip ini mengatakan bahwa apabila dua benda yang berlainan panasnya bersentuhan, maka panas akan mengalir dari yang lebih panas pada yang lebih dingin.bekerjanya prinsip entropi ini menghasilkan keseimbangan kekuatan. Prinsip ini diambil Jung untuk menggambarkan dinamika keprbadian yaitu distribusi energi di dalam kepribadian itu selalu menuju keseimbangan.

Apabila ada dua nilai tidak sama kekuatanyya, maka energi akan mengalir dari yang lebih kuat ke yang lebih lemah sampai keduanya seimbang.

Gerak energi dalam kepribadian itu mempunyai arah, gerakannya itu dapat dibedakan antara gerak progresif dan gerak regresif. Gerak progresif adalah gerak ke kesadaran dan berbentuk proses penyesuaian yang terus menerus terhadap tuntutan kehidupan sadar. Adapun gerak regresif disebabkan oleh kegagalan penyesuaian secara sadar dan terbangunnya ketidaksadaran melalui kompleks.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Yusuf, Syamsu dan Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Bimbingan konseling Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan  berproses sekurang-kurangnya dalam tiga bidang yaitu, kurikulum dan pembelajaran, manajemen pendidikan, dan bimbingan konseling. Ketiganya mengarah pada satu tujuan, yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Guru BK (konselor) adalah pendidik yang memfasilitasi perkembangan seluruh potensi siswa dari berbagai aspek, mulai dari aspek pribadi, psikologi, maupun dari aspek sosial. Guru BK memberikan bimbingan dalam menyiapkan siswa menentukan pilihannya secara mandiri.

Seluruh siswa memerlukan BK (bimbingan- konseling) mulai jenjang paling rendah sampai jenjang paling tinggi, dan mulai dari kemampuan paling tinggi apalagi yang rendah. Karena BK tidak hanya berurusan dengan kemampuan akademik saja melainkan mencakup semua aspek yang dimiliki oleh siswa, sehigga minat dan motivasi belajar siswa bangkit dan potensi serta kepribadiannya berkembang secara optimal.

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan  seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang menurunnya motivasi belajar. Bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup (tidak sakit atau mati), tetapi merupakan juga keinginan untuk tetap hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya. Motif tersebut tidak terutama diarahkan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan organis dan mendapat kehidupan yang tidak disangka-sangka (tidak sengaja), tetapi diarahkan kepada obyek-obyek dan orang-orang lain, melakukan sesuatu untuk mereka dan berpartisipasi dengan apa yang terjadi didalam lingkungan. Motivasi merupakan daya pendorong yang sangat penting dalam setiap perbuatan manusia, dalam pembahasan ini perlu di bicarakan soal belajar, sebagai aktivitas manusia yang sangat vital dan sangat penting bagi pendidik anak-anak.

  1. B.     RUMUSAN MASALAH
    1. Apa yang di maksud dengan program pengayaan?
    2. bagaimana tujuan dari program pengayaan?
    3. Bagaimana perspektif program pengayaan?
    4. Bagaiman prosedur pelaksanaan pengajaran pengayaan?
    5. Bagaimana strategi dan pendekatan program pengayaan?

 

  1. C.    TUJUAN
    1. Untuk mengetahui maksud program pengayaan.
    2. Mengetahui tujuan dari program pengayaan.
    3. Untuk mengetahui perspektif program pengayaan.
    4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pengajran pengayaan.
    5. Untuk  mengetahui strategi dan pendekatan program pengayaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. KONSEP DASAR  PROGRAM  PENGAYAAN

 

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang di berikan kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Dismaping itu pembelajaran pengayaan bisa juga diartikan memberikan pemahaman yang lebih mendalam dari pada sekedar standar kompotensi dalam kurikulum.

Dalam hal ini, mukhtar dan rusmini (2005) menyatakan bahwa kegiatan pengayaan merupakan kegiatan yang relatif bebas, karena bersifat memperluas, memperdalam, dan menunjang satuan pelajaran yamg di terapkan kepada para siswa yamg sudah mastery(tuntas) dalam belajar. Artinya kegiatan pengayaan ini bukanlah suatu kasus yang pelik sebagaimana kegiatan perbaikan yang dialami oleh siswa siswa yang belum mastery,yang disebabkan oleh kelambatan,kesulitan atau kegagalan dalam belajar

 

 

  1. 2.      tujuan program pengayaan
    1. Tidak membahas materi pelajaran baru.
    2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi.
    3. Tercapai tingkat perkembangan siswa yang optimal terkait dengan tugas belajarnya.
    4. Memanfaatkan kelebihan waktu bagi siswa yang cepat untuk hal-hal yang positif.
    5. Agar siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu temannya yang lambat belajar.
    6. Siswa yang cepat tidak mengganggu siswa yang lambat karena kelebihan waktu.

 

  1. 3.      Perspektif Pengayaan

Perspektif pengayaan adalah suatu pendekatan berdasarkan kemampuan dan kekuatan. Ini merupakan sebuah pendekatan alternatif atau suplementer bagi model pendidikan luar biasa yang diagnostik-terapeutik. Pendekatan ini melibatkan asesmen untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh anak serta apa yang dapat dilakukan oleh sekolah dan taman kanak-kanak, dan menggunakan informasi tersebut sebagai titik tolak dalam menciptakan lingkungan belajar.

 

  1. a.      Perspektif Pengayaan dalam Pelaksanaannya

Keberhasilan sebuah sekolah di daerah perkotaan di Norwegia telah memberikan inspirasi bagi penulis untuk memformulasikan Perspektif Pengayaan ini. Sekolah tersebut mengadopsi kunci dasar pendidikan sbb:

 

1)      Perhargaan bagi setiap identitas siswa, dan variasi dipandang sebagai sumber daya bukannya sebuah masalah.

2)      Kunci dasar ini merefleksikan pandangan moral dengan menekankan penghargaan atas perbedaan.

3)      Dan mereka merefleksikan perspektif pendidikan dengan memberikan siswa kesempatan untuk belajar dari satu sama lain, seperti halnya yang akan mereka lakukan di dunia “nyata”.

 

Untuk menerapkan Perspektif Pengayaan membutuhkan upaya sosial yang sulit. Guru-guru ini menekankan perlunya memberi setiap anak kesempatan untuk merasa dihargai dan seluruh kelas mengambil manfaat dari praktek tersebut. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, kita dapat mengevaluasi kualitas sebuah komunitas [misalnya sebuah sekolah, kelas atau lingkungan terdekat] berdasarkan kualitas layanannya terhadap individu yang paling berkebutuhan. Hal tersebut dapat dicapai secara logis dan melalui pengalaman. Sebaliknya, jika kita mendefinisikan “kesuksesan terbesar” adalah remaja yang berfungsi paling baik atau siswa yang paling mudah diatur, dan ini digunakan sebagai titik awal pendidikan, maka kita beresiko merancang program pendidikan dan lingkungan sekolah yang penuh konflik dan tidak memberikan rasa aman.

 

  1. b.      Praktek Perspektif Pengayaan

Dalam prekteknya, Perspektif Pengayaan dapat diterjemahkan dan diungkapkan melalui materi, metode, kualifikasi staf sekolah dan oleh pemahaman fundamental sekolah tentang proses belajar manusia. Untuk mengimplementasikan Perspektif Pengayaan, staf sekolah harus bersedia melakukan hal-hal sbb:

  • Melakukan telaah kritis terhadap sistem persekolahan.
  • Memandang guru PLB sebagai sumber belajar bagi semua siswa di sekolah yang bersangkutan.
  • Mempertimbangkan untuk memasukkan kemampuan metakognitif sebagai sebuah kurikulum baru untuk keberhasilan semua siswa.
  • Siap menghadapi berbagai mitos dan resistensi.

 

Menurut Perspektif Pengayaan, membawa siswa yang menyandang kecacatan beserta guru khususnya ke sekolah umum dapat bermanfaat bagi komunitas sekolah. Beberapa manfaat tersebut adalah:

  • Lebih mengutamakan keanekaragaman daripada keseragaman potensi dan kebutuhan anak serta kebutuhan akan pengajaran yang dibedakan.
  • Mengajar dalam konteks yang relevan versus teoritis; c) meningkatkan kemungkinan pendidik melihat betapa dekat kaitan antara proses pengetahuan dengan pengalaman pribadi anak dalam kehidupannya sehari-hari.

Bila sekolah menghargai perbedaan dalam diri anak dan antara satu anak dengan anak lainnya, maka guru mengembangkan serangkaian pendekatan instruksional baru termasuk memanfaatkan siswa sebagai instruktur dan pendukung sosial satu sama lain (misalnya lihat adaptasi kelompok pembelajaran kooperatif yang dijelaskan dalam Thousand, Villa & Nevin 2001]. Suatu sekolah yang bersatu dan heterogen dapat menciptakan suatu konsep bagi anak agar belajar menjaga satu sama lain. Keahlian ini diterjemahkan menjadi prilaku orang dewasa yang dapat menciptakan kondisi-kondisi untuk demokrasi yang lebih dikembangkan dengan perhatian utama pada kesejahteraan semua warga negara.

 

  1. 4.      Kompetensi Pribadi:

            Kurikulum baru untuk keberhasilan bagi semua.

Manifestasi utama Perspektif Pengayaan adalah pergeseran dalam fokus guru menuju konsep belajar sebagai satu proses yang mencakup belajar substansi isi, pembelajaran pribadi (“sikap”) dan “kompetensi metakognitif” – mengetahui bagaimana seseorang belajar. Pengetahuan metakognitif merupakan indikator seberapa baik seseorang menggunakan metode-metode dan strategi-strategi untuk mengontrol dan meningkatkan pembelajaran dan pengetahuannya. Kemampuan ini ditunjukkan misalnya, bila pembaca yang kompeten menguarangi kecepatan membacanya pada saat mereka sampai pada bacaan yang sulit, agar mendapatkan ekstra waktu untuk pemrosesan. Banyak siswa yang berkesulitan belajar tampaknya tidak mempunyai strategi metakognitif seperti itu. Jadi, bila mereka didorong agar terus mencoba, mereka akan berulang-ulang gagal sehingga beranggapan bahwa mereka tidak dapat belajar. Bentuk kemampuan metakognitif tertentu tampak diperoleh selama awal masa kanak-kanak. Pada titik ini, tidak ada hubungan yang jelas antara pengetahuan metakognitif dan kapasitas belajar. Namun hubungan antara keterampilan metakognitif dan prestasi akan tampak jelas setelah beberapa lama, yang menunjukkan bahwa pandangan pribadi mengenai strategi belajar yang berguna merupakan faktor keberhasilan yang signifikan dalam proses pendidikan (misalnya lihat Brown, 1994).

 

 

 

  1. 5.      Pelaksanaan Program Pengayaan

 

  1. Cara yang ditempuh

Kondisi yang sebaliknya dari program remedial, dalam kelas yang menerapkan pembelajaran tuntas adalah akan selalu ada peserta didik yang lebih cepat menguasai kompetensi yang ditetapkan. Peserta didik inipun tidak boleh diterlantarkan. Mereka perlu mendapatkan tambahan pengetahuan maupun keterampilan sesuai dengan kapasitasnya, melalui program pengayaan.

Cara yang dapat ditempuh di antaranya adalah:

  1. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentu.
  2. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar, model, grafik, bacaan/paragraf, dll.
  3. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat pengayaan.
  4. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan.

 

  1. Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan
  • Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator  yang dipelajari
  • Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah setelah mengikuti:
    • tes/ulangan KD tertentu
    • tes/ulangan kesatuan KD tertentu
    • tes/ulangan KD-KD pada akhir semester tertentu. Khusus untuk program pengayaan yang dilaksanakan pada akhir semester ini materinya hanya yang berhubungan dengan KD-KD yang terkait.
  1. Pembelajaran Pengayaan
  • Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat.
  • Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
  1. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
  • Belajar kelompok
  • Belajar mandiri
  • Pembelajaran berbasis tema
  • Pemadatan kurikulum

Pemberian pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.  Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. Tim Pengembang Kurikulum sekolah yang selanjutnya disebut TPK sekolah adalah tim yang ditetapkan oleh kepala sekolah yang bertugas untuk merancang dan mengembangkan kurikulum, yang terdiri atas wakil kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, Guru BK/konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.

 

  1. 6.   Uraian Prosedur Kerja
    1. Kepala sekolah menugaskan wakasek kurikulum dan TPK sekolah menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

  1. A.    KESIMPULAN

Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang di berikan kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Yang bertujuan untuk  tidak membahas materi pelajaran baru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi, tercapai tingkat perkembangan siswa yang optimal terkait dengan tugas belajarnya, memanfaatkan kelebihan waktu bagi siswa yang cepat untuk hal-hal yang positif, agar siswa yang tergolong cepat tidak dirugikan karena harus menunggu temannya yang lambat belajar, siswa yang cepat tidak mengganggu siswa yang lambat karena kelebihan waktu.

 

kesehatan mental

Gangguan kepribadian:Narkotik,alcohol,dan adiktif lainnya(NAZA)

Penyimpangan prilaku yang berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA (NARKOBA) dimasyarakat terutama generasi muda/remaja dari tahun ketahun cendrung terus meningkat dan sering sekali merupakan dua aspek yang hampir selalu terjadi bersamaan.

Banyak faKtor penyebab yang ikut berperan terhadap meningkatnya fenomena tersebut antara lain adalah :

  • Kepribadian individu yang belum matang
  • Pengetahuan dan kontrol masyarakat yang masih rendah
  • meningkatnya arus informasi yang tidak terkontrol yang berkaitan dengan NAPZA melalui media cetak maupun elektronika.
  • Adanya kemudahan untuk mendapatkan dan melakukannya.

Kondisi tersebut diatas sangat merugikan tumbuh kembang masyarakat dalam mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya-upaya oleh semua pihak (masyarakat, swasta, dan pemerintah) yang konsisten dan terus-menerus untuk mencegah dan mengurangi fenomena tersebut agar terhindar dari malapetaka yang merugikan.

Batasan dan pengertian

Penyalahgunaan Napza adalah suatu pola penggunaan Napza yang bersifat patologik terjadi berulang kali secara teratur, berlangsung paling sedikit dalam jangka waktu satu bulan dan telah menimbulkan gangguan dalam pekerjaan, pendidikan maupun dalam kehidupan sosialnya.

  • Narkotika adalah zat obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU RI No. 22 / 1977).Yang termasuk golongan Narkotika adalah : Heroin (Putaw), Kokain, Ganja, Morpin, Pethidin, dan Kodein.
  • Alkohol Adalah Cairan yang dihasilkan oleh proses permentasi (peragian) oleh mikroorganisme (sel ragi), dari gula, sari buah, umbi-umbian, madu dan getah kaktus tertentu, minuman beralkohol (etanol/etil alkohol) lazim disebut minuman keras.
  • Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat (SSP) yang menyebabkan pengaruh khas pada aktivitas mental dan prilaku (UU RI No. 5 /1977). Yang termasuk golongan psikotropika antara lain : Ekstasi (shabu-shabu), Amphetamin, Pheneobarbial, Diazepam, Nitrazepam, Pil BK, Bromazepam, Flunitrazepam, dan lain-lain.
  • Zat adiktif lain Adalah zat atau obat yang mempunyai potensi menimbulkan ketergantungan dan tidak termasuk Narkotika maupun Psikotropika.

Sifat khas NAPZA

  • Kebiasaan : Jika sekali mencoba maka ingin terus memakai, bila tidak pikiran jadi kacau.
  • Penyesuaian  (toleransi) : Dosis (takaran) yang dipakai semakin lama harus bertambah, bila naik terus akan berakibat Over Dosis (mati).
  • Ketagihan (Adiksi) : Keinginan kuat pemakai yang telah berhenti untuk memakai lagi, bila tidak akan timbul rasa sakit yang hebat (sakau), sifat khas inilah yang menimbulkan pemakai menjadi jahat.

Akibat / Bahaya dari Napza

  • Reaksi dari Napza langsung : Keracunan / Over Dosis, Sakau / ketagihan / Reaksi putus zat yang sangat menyiksa dan bisa menyebabkan kematian.
  • Perubahan mental psikologis : Karena pengaruh dari sifat NAPZA sipemakai akan berubah menjadi jahat bahkan bisa sampai membunuh orang atau terbunuh oleh teman pemakai

Dampak terhadap kesehatan pemakai

  • HIV / AIDS terutama sekali bagi pemakai NAPZA yang menggunakan jarum suntik (yang tidak steril), melakukan hubungan sex bebas dan berganti-ganti pasangan.
  • Radang paru-paru, lever, radang otak, kelainan jantung, radang pembuluh darah, radang ginjal, radang kulit dan lain-lain bahkan meninggal.
  • Badan kurus kering, pucat, lemah, jorok, malas, belajar sering membolos, bodoh, malas bekerja, tidak berprestasi, hidupnya gagal, menjadi beban keluarga dan sampah masyarakat.

Zat Adiktif dan pegaruhnya

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna untuk meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Jenis bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:

  • MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
  • Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami diantaranya adalah daun pandan.
  • Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu.
  • Garam alginat dan gliserin marupakan bahan adtif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan rata.

Efek samping bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain.

Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat dan juga melarang pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulakan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.

Komunikasi Antar Pribadi

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

1.1  LATARBELAKANG

Komunikasi adalah suatu bentuk nyata dari sebuah peradaban.Komunikasi begitu sangat penting dalam kehidupan ini karena dengan bahasa komunikasilah individu dapat membentuk kelompok dan mengapresiasikan dirinya dalam kelompok tersebut.

Komunikasi terbagi dalam banyak kategori, tujuan dan fungsi.Kehidupan ini begitu komplek oleh sebab itu tidak heran apabila ilmu komunikasi dan mengerti dasar-dasar komunikasi yang baik dan benar sangat dianjurkan, lebih-lebih untuk seorang konselor yang notabene adalah seorang profesionalisme di bidang pengarahan dan pengembangan kualitas individu sesuai visi dan misi Bimbingan dan Konseling.

Hal ini lah yang mendorong kami untuk mempresentasikan dan menghadirkan teori-teori dasar tentang pentingnya komunikasi dan rasional konselor perlu memahami komunikasi antar pribadi sekaligus menjabarkan beberapa aspek tambahan mengenai komunikasi.

Semoga apa yang telah kami hadirkan ini dapat bermanfaat bagi khalayak mahasiswa dan umum sebagai bahan dasar pengetahuan tentang komunikasi yang baik dan benar.

 

1.2  RUMUSANMASALAH

  1. Apapentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia?
  2. Mengapa belajar mengajar dikatakan sebagai proses komunikasi?
  3. Jenis-jenisKomunikasi menurut Bentuk, Sifat, Teknik,Fungsi, Tujuan, Model,Bidang, Metode dan Sistem.

 

 

 

 

1.3  TUJUAN

Dalam makalah ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut apa itu komunikasi secara lebih lanjut, pentingnya komunikasi manusia, serta jenis-jenis komunikasi menurut beberapa sisi yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses pemahaman mahasiswa tentang komunikasi itu sendiri.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

 

2.1  PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Pentingnya Komunikasi

Secara umum setiap manusia yang hidup dalam masyarakat, akan terlibat dengan yang namanya komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia pasti berhubungan secara sosial.Dapat dikatakan komunikasi adalah apabila ada dua orang atau lebih saling berbicara atau menyampaikan informasi.Pengertian komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dan jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa.

Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk dengan adanya pembentukan dari dalam: pembentukan konsep diri, pernyataan eksistenssi diri dan untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan & memperoleh kebahagiaan.

  1. 1.      Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia.Kita sadar bahwa kita adalah manusia karena orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia. Bahkan kita pun tidak akan pernah menyadari nama kita adalah “Badu” atau si “Mincreung”, bahwa kita adalah lelaki, perrempuan, pintar atau menyenangkan, bila tidak ada orang-orang disekitar kita yang menyebut kita demikian. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita.

Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai, anda berpikir anda cerdas bila orang-orang disekitar anda menganggap anda cerdas, anda merasa anda tampan atau cantik bila orang-orang disekitar anda juga mengatakan demikian.Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang dekat lainnya disekitar kita, termasuk kerabat.Mereka itulah yang disebut significant others.Orang tua kita, atau siapapun yang memelihara kita pertama kalinya, mengatakan kepada kita lewat ucapan dan tindakan mereka bahwa kita baik, bodoh, cerdas, nakal, rajin, ganteng, cantik, dan sebagainya.Merekalah yang mengajari kita kata-kata pertama. Hingga derajad tertentu kita bagai kertas putih yang dapat mereka tulisi apa saja atau tanah liat yang dapat mereka bentuk sekehendak mereka.

Pendeknya kita adalah “ciptaan” mereka.Sayangnya tidak semua orang tua menyadari hal ini. Seorang ibu, ayah atau kakak boleh jadi mengeluarkan kata-kata kepada anak: “Bodoh!,” Dasar anak nakal!,” “Penakut!,” bila hal itu kerap terjadi sungguh itu akan merusak konsep diri anak yang pada gilirannya akan mereka percayai. Seorang anak mungkin saja cerdas tetapi karena dianggap bodoh, ia akan surut melakukan apa yang ia ingin lakukan, karena ia menganggap dirinya demikian. Pada gilirannya orang lain akan menganggap dirinya bodoh. Inilah yang disebut “nubuat yang dipenuhi sendiri” (self-fulfilling prophecy), yakni ramalan yang menjadi kenyataan karena, sadar atau tidak, kita percaya dan mengatakan bahwa ramalan itu akan menyadi kenyataan. Dalam proses menjadi dewasa, kita menerima pesan dari orang-orang disekitar kita mengenai siapa diri kita dan harus menjadi apa kita. Menjelang dewasa, kita menemui kesulitan memisahkan siapa kita dari siapa kita menurut orang lain, dan konsep diri kita memang terkait rumit dengan definisi yang diberikan orang lain kepada kita. Meskipun kita berupaya berperilaku sebagaimana yang diharapkanorang lain, kita tidak pernah secara total memenuhi pengharapan orang lain tersebut. Akan tetapi, ketika kita berupaya berinteraksi dengan mereka, pengharapan, kesan, dan citra mereka tentang kita sangat mempengaruhi konsep diri kita, perilaku kita, dan apa yang kita inginkan. Orang lain itu “mencetak” kita, dan setidaknya kita pun mengasumsikan apa yang orang lain asumsikan mengenai kita.

Berdasarkan asumsi–asumsi itu, kita mulai memainkan peran-peran tertentu yang diharapkan orang lain. Bila permainan peran ini menjadi kebiasaan, kita pun menginternalisasikannya.Kita menamakan peran-peran itu kepada diri kita sebagai panduan untuk berperilaku.Kita menjadikannya bagian dari konsep diri kita. Dengan kata lain, kita merupakan cermin bagi satu sama lainnya. Bayangkan saya pada cermin dikamar mandi menunjukkan apakah saya sudah bercukur atau belum.Saya harus melihat pada anda siapa saya. Proses pembentukan konsep diri itu dapat digambarkan secara sederhana. Konsep diri kita tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung, pada reaksi dan respon orang lain. Dalam masa pembentukan konsep diri itu, kita sering mengujinya, baik secara sadar ataupun secara tidak sadar. Kita dapat memperkirakan perbedaan konsep diri seseorang dengan memperhatikan kata-kata yang orang ucapkan, kita dapat menduga dari kelas atau golongan mana ia berasal. Sadar akan pentingnya citra diri dimata orang lain, sebagian orang berbicara dengan menggunakan banyak istilah asing, meskipun tatabahasa atau ucapannya keliru yang pada kata sebenarnya juga tersedia pada bahasa Indonesia agar dipandang intelektual dan modern.

  1. 2.      Pernyataan Eksistensi Diri

Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis.Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepatnya eksistensi diri.Kita dapat memodifikasi frasa filosof Prancis Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal itu Cogito Ergo Sum (“saya berpikir, maka saya ada”) menjadi “Saya beerbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita berbicara, kita menyatakan bahwa sebenarnya kita ada.Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat pada uraian penanya seminar. Meskipun penanya sudah di ingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung kepokok permasalahan, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebar, menguliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang tidak relavan.eksistensi diri juga sering dinyatakan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam sidang-sidang mereka yang bertele-tele, karena mereka merasa dirinya paling benar dan paling penting, setiap orang ingin berbicara dan didengarkan.

Fenomena itu misalnya pernah muncul dalam sidang-sidang selama berlangsungnya sidang umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bulan Oktober 1999 malalui banjir interupsi dari begitu banyak peserta sidang, khususnya pada 3 hari pertama. Banyak interupsi yang asal-asalan, tidak relavan, kekanak-kanakan, kocak, konyol, menjengkelkan, naif, dan terkadang memuakkan

  1. 3.      Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, dan Memperoleh Kebahagiaan

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apa pun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.

Menurut Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian: “mulut sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar, ia adalah tempat lahir semua persepsi luar dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas internasional, bagi munculnya kemauan dari kepasifan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita.Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, rasa bangga, bahkan irihati, dan kebencian.Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya.Karena itu, kita tidak mungkin, kita dapat mengenal cinta bila kita pun tidak mengenal benci. Kita tidak akan mengenal makna pelecehan bila kita tidak mengenal makna penghormatan. Lewat umpan balik dari orang lain kita memperoleh informasi bahwa kita orang yang berharga. Penegasan orang lain atas diri kita membuat kita merasa nyaman dengan diri sendiri dan percaya diri. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. Tanpa pengasuhan dna pendidikan yyang wajar, manusia akkkan mengalami kemerosotan emosional dan intelektual. Kebutuhan emosional dan intelektual itu kita peroleh petama-tama dari keluarga kita, lalu dari orang-orang dekat disekeliling kita seperti kerabat dan kawan-kawan sebaya dan barulah dari masyarakat umumnya.Orang yang tidak memperoleh kasih sayang dan kehangatan dari orang-orang disekelilingnya cendrung agresif. Pada gilirannya, agresifitas ini melahirkan kekerasaan terhadap orang lain. Stewart menunjukkan bahwa orang yang terkucil secara sosial cendrung lebih cepat mati.Selain itu, kemampuan berkomunikasi yang buruk ternyata mempunyai andil dalam kematian seseorang.Misalnya, Kaisar Frederick II, penguasa romawi abad ke-13, membuat percobaan dengan memasukkan sejumlah bayi ke labotarium.

Anak-anak itu dimandikan dan disusui oleh ibu-ibu, namun bayi-bayi itu tidak diajak berbicara. Ia ingin mengetahui apakah bayi-bayi itu akan berbicara dalam bahasa Hebrew, atau Yunani, atau Latin, atau Arab, atau bahasa orang yang telah melahirkan mereka. Upaya tersebut sia-sia karena sebuah bayi itu mati.Mereka tidak dapat hidup dalam belaian, wajah riang, dan kata-kata sayang dari ibu angkat mereka. Sementara Eric Berne mengembangkan suatu teori hubungan sosial yang ia sebut Transactional Analysis (1961). Terinya berdasarkan hasil penelitian mengenai keterlantaran indrawi (sensory deprivation) yang menunjukan bahwa bayi-bayi yang kekurangan belaian dan hubungan manusiawi yang normal menunjukan tanda-tanda kemerosotan fisik dan mental yang bisa berakibat fatal.Ia menyimpulkan bahwa senthan emosional dan indrawi itu penting bagi kelangsungan hidup manusia. ia menyimpulkan teorinya dengan ungkapan “If you are not stroked, your spinal cord will shrivel up” (Jika engkau tidak mendapatkan belaian, urat saraf tulang belakang mu akan layu). Menutut Berne, dalam arti luas, belaian mengisyaratkan pengakuan atas kehadiran orang lain. Karena itu, belaian dapat digunakan sebagai unit dasar tindakan sosial.

  1. 4.      Pembicaraan Sosial

Peristiwa-peristiwa sosial untuk percakapan bekisar dari perkumpulan kecil dan akrab seperti makan malam bersama teman-teman, sampai rapat akbar, seperti pesta koktail Washington. Masing-masing berlainan, tetapi prinsip percakapan adalah sama: Bersikaplah terbuka. Cari minat yang sama dalam rekan bicara, dan dengarkan selalu. Menurut Larry King dalam pesta koktail dan bagaimana mengakhiri percakapan

2.2  PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

Proses Komunikasi

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process).

Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut :

(1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya.

(2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama, kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat.Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya.

(3) Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru.

Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan), Kemp (1975:15) menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut :

Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan.Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya.Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima oleh si penerima pesan melalui indera  (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan. Lihatlah gambar di bawah ini :

Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feed back dan noise /barier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesa. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feed back yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar.Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barier atau hambatan dan gangguan, noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan , pada pesan juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena kondisi perut sedang sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak menerima materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu pendengaran, hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak entusias, tidak bergairah dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru teresebut sedang ada masalah keluarga, hal ini gangguan pada komunikator.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada pengirim maupun pada penerima pesan.   Ishak (1995:3) menjelaskan diantaranya :

Kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti kemampuan bertutur dan berbahasa dan kemampuan menulis.Sedangkan faktor dari penerima pesan diantaranya kemampuan untuk menerima dan menangkap pesan seperti mendengar, melihat, dan menginterpretasikan pesan.

Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya.Misalnya , rasa benci, pandangan negatif, prasangka, merendahkan satu diantara kedua belah pihak, sehingga akan menimbulkan kurangnya respon terhadap isi psan yang disampaikan.

Tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan. Sumber pesan yang kurang memahami informasi yang ingin dicapai akan mempengaruhi gaya dan sikap dalam proses penyampai pesan. Sebaliknya, penerima pesan yang kurang mempunyai pengetahuan  dan pengalaman terhadap informasi yang disampaikan tidak akan mempu mencerna informasi dengan baik.

Latar belang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan serta penerima pesan.Ketanggapan penerima pesan dalam merespon informasi tergantung dari siapa dan oleh siapa pesan itu disampaikan.

Berdasarkan uraian di atas, jelas tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersbut.Saluran / channel yang dimaksud di atas adalah media. Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang dimasuk adalah media pembelajaran.

Bagan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran.Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.

Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.

 

2.3  TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

  1. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

  1. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajariatau didalami melalui interaksi interpersonal.

  1. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

  1. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyakmenggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

  1. Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

  1. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

 

2.4  KETRAMPILANKOMUNIKASI

Dalam komunikasi antar personal, diperlukannya keterampilan khusus dalam upaya meningkatkan efektivitas dari kegitan komunikasi tersebut. Dalam hal ini Kris Cole pada tahun 2005 merinci inti dari keterampilan komunikasi antar personal, meliputi:

  • Komunikasi yang jelas. Gagasan cemerlang dan instruksi-instruksi penting dari seseorang menjadi percuma kalau tidak dipahami orang lain. Sementara itu lebih dari 75 persen waktu kita dialokasikan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena itu keterampilan komunikasi antar personal menjadi sangat penting.
  • Asertiv dan empati. Kita bekerja dengan dan atau melalui orang lain. Jadi setiap pernyataannya harus mudah dipahami dan dimengerti orang lain seperti juga  dia mampu melihat sesuatu dari pikiran atau pandangan orang lain tersebut.
  • Integritas. Ciri-ciri orang yang memiliki keterampilan komunikasi antar personal biasanya bekerja dengan jujur dan menghargai orang lain, yang berpegang pada etika, dan sistem nilai. Orang-orang dengan integritas tinggi melakukan sesuatu sejalan dengan yang mereka katakan. Satunya kata dengan perbuatan, menghindari kecurangan, dan membangun kejujuran. ”Say what they mean and mean what they say”.
  • Mendorong dan memotivasi. Kemampuan seseorang dalam mendorong dan memotivasi serta meningkatkan semangat orang lain dalam mencapai hasil terbaik. Sesuatu yang terbaik adalah aset yang tinggi nilainya.
  • Respek pada orang lain. Kita harus menghormati orang lain dalam hal perasaan, gagasan, aspirasi, dan kontribusi untuk organisasi dan luar organisasi.
  • Mampu sebagai pemain tim dan bekerjasama secara efektif. Seseorang yang mampu bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif di dalam organisasi dan luar organisasi.

 

2.5  JENIS -JENIS KOMUNIKASI

Jenis-jenis Komunikasi Menurut Sifatnya

  1. Komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang berlangsung antara dua orang.
  • Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
  • Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
  1. Komunikasi triadik, yaitu komunikasi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, satu orang sebagai komunikator dan dua orang lagi sebagai komunikan.

Jenis-jenis komunikasi menurut fungsi

  1. Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.

Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan.Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa.Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.

Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.

Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

Komunikasi Verbal meliputi :

  • Vocabulary (Perbedaan kata-kata)
  • Racing (Kecepatan)
  • Intonasi Suara
  • Humor
  • Singkat dan Jelas
  • Tining (waktu yang jelas)
  1. Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal.Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.

Komunikasi nonverbal meliputi :

  • Ekspresi wajah
  • Kontak mata
  • Sentuhan
  • Postur tubuh dan gerakan jalan
  • Suara (sound)
  • Gerak isyarat

Komunikasi Menurut Bentuk

  1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)

Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.Orang tersebut berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berdialog dan bertanya jawab dengan dirinya sendiri, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Biasanya Komunikasi intrapribadi berlangsung ketika seseorang melakukan kegitan perenungan, perencanaan dan penilaian kepada diri sendiri.

Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri sendiri diantaranya adalah; berdoa, bersyukur, instrospeksi diri, dan berimajinasi secara kreatif

Mampu berdialog dengan diri sendiri, menunjukkan bahwa berarti kita mampu mengenali diri kita.Dengan begitu kita dapat belajar bagaimana kita bisa mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita.

  1. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication)

Komunikasi Antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik.

Komunikasi antarpribadi dinilai lebih ampuh dibandingkan dengan komunikasi intrapribadi, sebab kegitan komunikasi antarpribadi memiliki keampuhan dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.

Komunikasi Menurut Model

  1. Model Informasional
    1. Model Komunikasi dari Aristotle

Salah satu pengutara model yang terdahulu yaitu seorang filsof Yunanai, Aristotles.Aristoteles menyajikan komunikasi sebagai bentuk komunikasi antara orator dengan audience yang berjumlah banyak.

Modelnya meliputi sedikit elemen.Ini bisa dipahami mengingat Aristoteles hidup sekitar tahun 500 BC.Jadi saat itu belum ada media komunikasi yang muncul untuk membantu orator menyampaikan pesannya kepada audience yang berjumlah banyak.

Satu-satunya jalan adalah dengan berpidato di hadapan khalayak (audience) yang berjumlah banyak.

  1. Model Komunikasi dari Harold Laswell

Ahli ilmu politik Harold Laswell, menulis pada 1948, pertanyaan : “Siapa yang berbicara, menggunakan saluran apa dan apa efeknya?” (“Who says what in which channel with what effect?”)
Model Laswell memberi perhatian pada impact/pengaruh dari komunikasi.

Perhatiannya terjadi ketika Adolph Hitler dan Winston Churchill memberi pengaruh kuat ketika berpidato baik langsung maupun menggunakan radio.Bukan hal yang mengherankan bahwa sebagai seorang ahli politik, Lasswell tertarik pada efek komunikasi yang dihasilkan oleh kedua orator ulung tersebut, karena keduanya memberikan efek yang luar biasa kepada para audience-nya.
Figura 2 :Laswell’s(1948) Model Komunikasi Laswell.

 

 

 

  1. ModelRelational
    1. Model C.K. Ogden dan I.A. Richards (Griffin, 2006: 27):

Model relasional merupakan bagian dari teori tentang sign dan bahasa.Menurut teori ini, model relational menunjukkan adanya relasi antara sign, object dan reference. Suatu sinyal (sign) dapat diberikan maknanya oleh penerima bila ia memiliki reference, sehingga object dapat ia bayangkan. Seseorang yang tidak memiliki referensi (reference) tidak akan dapat memberikan makna pada sebuah sign. Ketika sign sudah diterima, ia akan menghubungkan dengan referensi yang pernah didapatkannya. Jadi sign itu di dalam kepalanya akan menjadi object suatu benda.

Contoh: Anjing. Bila sign berupa “anjing: telah diberikan, maka si penerima akan menghubungkannya dengan salah satu binatang.

Berarti ia memiliki referensi tentang anjing itu sebagai binatang. Maka object anjing kemudian ada dalam kepalanya. Seandainya ia tidak memiliki referensi tentang anjing, ia tidak akan bisa membayangkan apa pun dalam benaknya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

 

4.1  KESIMPULAN

Komunikasi adalah salah satu akar dari sebuah budaya dimana dengan komunikasilah tercipta suatu bingkai hubungan antar individu dimana akan ada saling tukar menukar informasi dan pengaruh.

Komunikasi harus terjaga dengan baik karena komunikasi pun juga dapat berpengaruh pada diri sendiri dan orang lain. Komunikasi bias menjadi suatu titik untuk maju dan menjadi individu yang baik, cerdas, dan positif tetapi apabila salah dalam mengkomunikasikan diri dengan orang lain maka dapat menjadi boomerang yang sangat berbahaya bagi pribadi itu sendiri.

 

4.2  SARAN

  • Komunikasi yang baik dan benar harus bisa direalisasikan dalam hubungan demi terjalinnya keharmonisan.
  • Perlu adanya suatu pembelajaran dari sejak dini untuk seorang balita agar dapat mengerti dan mengontrol cara-cara komunikasi yang baik.
  • Pembinaan pada kinerja pendidikan orang tua/keluarga yang begitu berpengaruh terhadap tumbuhkembang anak lewat komunikasi yang baik dan benar.
  • Perlu adanya pemahaman yang mendalam dari semua pihak bahwa komunikasi itu adalah dasar individu membentuk kebudayaan yang baku dan terbaik.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

(http://www.komunikas2012.ac.id, diakses 24 September 2012 pukul 10.32 WIB).

 

(http://www.adiprakoso.blogspot.com, diakses 24 September 2012 pukul 10.33 WIB).

 

(http://www.carapedia.com, diakses 24 September 2012 pukul 10.33 WIB).

landasan pskologi sosial

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

  1. A.    Latar Belakang

Pendidikan adalah sebuah proses pematangan dan pendewasaan masyarakat, Pendidikan ada dan hidup di dalam masyarakat, maka keduanya memiliki hubungan ketergantungan yang erat. Pendidikan mengabdi kepada masyarakat dan masyarakat menjadi semakin berkembang dan maju melalui pendidikan. Maka lembaga-lembaga pendidikan harus memahami perannya tidak sekadar menjual jasa tetapi memiliki tugas mendasar memformat Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Masyarakat ternyata tidak statis, tetapi dinamis, bahkan sangat dinamis. Pada masa sekarang ini masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat pesat,masyarakat merupakan suatu organosasi yang terdiri dari unsur-unsur yang merupakan suatu kesatuan, yang di sebut sebagai sistem.apabila dalam suatu sistem salah satu unsurnya tidak berfungsi dengan baik, mka keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan.

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan pula bahwa pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan peran pihak-pihak yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.

Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.

 

  1. B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1.      Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

2.      Definisi Tri Pusat Pendidikan

3.      Keluarga

4.      Sekolah

5.      Masyarakat

6.      Hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat

7.   Dampak peruhan sosial dalam masyarakat

 

  1. C.    Tujuan

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:

1.      Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

2.      Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan

3.      Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

4.      Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

 

  1. A.    Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara umum fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.

Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan/melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989). Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

  1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
  2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
  3. Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)

 

 

 

  1. B.     Tri Pusat Pendidikan

Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.

  1. Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenek, adik/ipar, pembantu dan lain-lain). Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.

Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang  paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh.

Pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia ini di sebabkan oleh hubungan kedua orang tuanya.Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.

Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama.

Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan.Mengenai hubungan pendidikan dalam keluarga didasarkan atas adanya hubungan kodrati antar orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta dan kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, rasa cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa cinta dan kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tak jemu-jemunya memberikan bimbingan dan pertolongan yang dibutuhkan oleh anak. Rasa ini pula yang menyebabkan orang tua ikhlas mengorbankan segala sesuatunya demi kepentingan anaknya. Namun bagi orang tua memberikan bimbingan dan pertolongan ini, hendaklah benar-benar merupakan bimbingan dan pertolongan yang memang perlu dan berguna bagi perkembangan anak ke arah kedewasaan, ke arah sikap berdiri sendiri. Bimbingan dan pertolonagn yang berlebihan akan menyebabkan anak menjadi canggung, ragu-ragu untuk bertindak, tidak berani mengambil keputusan sendiri yang membawa anak kepada sikap menggantungkan diri. jika demikian halnya anak akan sulit mencapai kedewasaan, anak akan terhambat dalam mencapai kedewasaan, dan mungkin bisa terjadi tidak pernah mencapai kedewasaan di dalam jiwanya.

  1. Sekolah

Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga.

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu: diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis, usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen, waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan, materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum, dan adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang

  1. Fungsi dan peranan sekolah

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:

1)      Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).

2)      Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.

3)      Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

Fungsi sekolah menurut Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:

1)      Mengembangkan  kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan;

Di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.

2)      Spesialisasi;

Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

3)      Efisiensi;

Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien.

4)      Konservasi dan transmisi cultural;

Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.

5)      Transisi dari rumah ke masyarakat

Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.

Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti hal nya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, dan diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis.

Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan  dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.

Sejajar dengan kedudukan sekolah, ialah berbagai macam kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk memberikan bekal hidup kepada anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa.

  1. Macam-macam sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memilki beragam macam, diantaranya:

1)      Ditinjau dari segi yang mengusahakan

a)      Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan tenaga pengajar, fasilitas, maupun keuangan.

b)      Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Hal ini sebagaimana dalam UU Nomor 2 tahun 1989 pasal 47 ayat (1) yaitu:

“Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional”.

2)      Ditinjau dari sudut tingkatan

Menurut UU No 2 Tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari:

a)      Pendidikan Dasar

b)      Pendidikan menengah

c)      Pendidikan Tinggi

3)      Ditinjau dari segi sifatnya

a)      Sekolah Umum

Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.

b)      Sekolah Kejuruan

Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.

  1. Masyarakat

Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya.

Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.

Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah.

Yang dimaksud dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat.

Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.

Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif.yang di maksud  dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada kehidupan bersama.

Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya  di dalam masyarakat. Dan anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan

Contoh: setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.

Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah sebelumnya.

 

  1. C.    Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
  2. Hubungan keluarga dengan sekolah

Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.

Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.

  1. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebut membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.

Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:

  1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
  2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
  3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
  4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
  5. Pengaruh masyarakat terhadap sekolah

Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi sosial kultural.

Masyarakat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:

  1. Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan

Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat.

Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.

Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat yang terjadi.

  1. Terhadap proses pendidikan di sekolah

Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam proses belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.

  1. Pengaruh perubahan sosial pada Pendidikan

Carut-marut situasi pendidikan di Indonesia memang tidak lepas dari pengaruh perubahan sosial. Dan setiap berbicara mengenai pendidikan, orang selalu berkonotasi sekolah formal. Meski tidak semuanya salah namun konsep ini menisbikan peran pendidikan informal dan non formal, padahal keduanya sama pentingnya. Dengan demikian keterpurukan pendidikan tidak boleh didefinisikan sebagai kegagalan pendidikan formal semata. Kebobrokan sistem dan perilaku sejumlah pemuka masyarakat dan negara, dengan demikian bukan dosa sekolah semata.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat menyangkut nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, yang terjadi secara cepat atau lambat memiliki pengaruh mendasar bagi pendidikan.

Esensi dari sekolah adalah pendidikan dan pokok perkara dalam pendidikan adalah belajar. Oleh sebab itu tujuan sekolah terutama adalah menjadikan setiap murid di dalamnya lulus sebagai orang dengan karakter yang siap untuk terus belajar, bukan tenaga-tenaga yang siap pakai untuk kepentingan industri. Dalam arus globalisasi dewasa ini perubahan-perubahan berlangsung dalam tempo yang akan makin sulit diperkirakan. Cakupan perubahan yang ditimbulkan juga akan makin sulit diukur. Pengaruhnya pada setiap individu juga makin mendalam dan tak akan pernah dapat diduga dengan akurat.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian pesat. Ekonomi mengalami pasang dan surut berganti-ganti sulit diprediksi. Konstelasi kekuatan-kekuatan politik juga berubah-ubah. Kita tak lagi hidup dengan anggapan lama tentang dunia yang teratur harmonis. Sebaliknya setiap individu sekarang menghadapi suatu keadaan yang cenderung tak teratur.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.    Kesimpulan

Tripusat Pendidikan ialah lingkungan pendidikan yang sangat berperan penting dalam pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pendidikan manusia. Apabila dalam suatu sistem salah satu unsurnya tidak berfingsi dengan baik, maka keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan.ketidakseimbangan unsur dalam masyarakat akan mengakibatkan timbulnya masalah sosial yang lama kelamaan berubah menjadi disentegrasi sosial.

Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara satu dengan lainnya, diantaranya:

1.      Hubungan antara keluarga dan sekolah

2.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat

3.      Pengaruh masyarakat dan sekolah

Hubungan timbal balik tersebutlah yang bisa membuat pendidikan bisa berjalan dengan baik.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

 

Indrakusuma, Amier Daien. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Malang: Usaha Nasional.

 

Tirtarahardja, Umar, S. L. La Sulo.  2005. Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta.

 

Puranto, M. Ngalim. 1995.  Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT. Remaja Kosda Karya.

 

ANALISIS PERANGKAT TIK YANG SERING DIGUNAKAN SISWA

ANALISIS PERANGKAT TIK YANG SERING DIGUNAKAN SISWA

A. Definisi TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi, TIK (bahasa Inggris: Information and Communication Technologies; ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

• Menurut Rogers: Tekhnologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, mengolah, dan saling bertukar informasi dengan individu lain.
• Menurut Eric Deeson: Teknologi informasi dan Komunikasi adalah kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
• Menurut Puskur Diknas Indonesia: Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media
• Menurut Susanto: Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data / informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.

B. Macam-macam perangkat TIK
Macam tekhnologi, informasi dan komunikasi sangatlah banyak dari yang modern hingga tradisional misalanya : Komputer/laptop, Notebook , Netbook, Tablet, Televisi, Radio, Deskbook, Komputer genggam, Kamus elektronik, Mp3, Video player, Flashdisk, Telepon/handphone, Alqur’an digital, Fixphone celluler (wirless deskphone), Faximile(fotocopy jarak jauh), Telegraph, Pager (Penyeranta), Walky talky, Internet Mesenger, Email, Surat pos, koran, majalah, faximile, radio komunikasi, telepon satelit, internet, surat kabar dll.

C. Analisis dan perangkat TIK yang sering digunakan siswa
Berdasarkan berbagai macam perangkat TIK yang ada, macam peralatan yang sering digunakan siswa antara lain: komputer, notebook, netbook, handphone, tablet, flashdisk, email, internet, televisi.

Komputer merupakan merupakan salah satu perangkat yang sering digunakan siswa komputer merupakan alat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan dilain waktu, dan informasi yang dihasilkan komputer dapat berupa tulisan, gambar, suara, video, dan animasi. Komputer memiliki kelebihan atau dampak positif bagi siswa antara lain memudahkan proses belajar, komputer dapat memebrikan kemudahan proses belajar pada siswa lewat program/software tertentu, lewat mputer berinternet, seorang pelajar bisa mencari informasi yang ia butuhkan. Komputer dengan jejaring internet juga mempermudah proses belajar, tidak cepat bosan, belajar dengan komputer cenderung membuat para siswa meras antusias untuk belajar. Sehingga mereka tidak cepat bosan, Memiliki kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam mengerjakan fungsinya, Memiliki media penyimpanan yang ringkas dan berkapasitas besar, Mampu mengolah data dalam jumlah besar dan, Dapat membuka lapangan pekerjaan baru sebagai ahli computer. Sehingga siswatidak perlu khawatir jika ingin menyimpan data apapun didalam komputer.

Kerugiannya pelajar semakin tergantung dengan bantuan computer, lebih sering bermain game, bila game ini berbasis pendidikan tentu sangat bermanfaat tapi jika tidak siswa bisakecenderungan bahkan lupa untuk belajar akibatnya, niai pelajaran siswa menurun dan hal ini bisaberngaruh pada masa depan siswa apabila tidak segera diatasi. Selanjutnya yaitu, kondisi kesehatan menurun, biasa nya remaja merasa kecanduan pada komputer salah satu penyebabnya adalah game, sehingga siswa dapat terganggu kesehatannya baik kesehatan mata atau daya tahan tubuh, konten dewasa di internet individu dapat memperoleh informasi diinternet termasuk dalam hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. Hal ini akan memberikan dampak negatif, mulai dari perubahan perilaku, perubahan mental, bahkan bukan tidak mungkin akan memicu tndak kriminal yang tdak diinginkan.

Handphone, handphone (disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon selular (disingkat ponsel) adalah perangkat telekomunikasi telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).
Kelebihan handphone adalah Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi, teknologi selalu berkembang sesuai dengan jaman dan pola pikir manusia yang selalu menuju kearah modernisasi. Oleh sebab itu ada baiknya juga jika siswa juga mampu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi untuk pengetahuan siswa juga, Mempermudah komunikasi terutama jarak jauh untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mengerjakan PR, HP bisa membantu menghubungi teman yang rumahnya jauh untuk bertanya PR karena dapat menghemat waktu, Memperluas jaringan persahabatan dengan menggunakan HP siswa bisa menambah teman dengan mudah melalui telepon langsung atau pesan singkat(SMS), Sebagai penghibur pada saat siswa jenuh belajar Dalam HP terdapat fitur – fitur MP3 atau game yang dapat memberi hiburan pada siswa sehingga apabila siswa mengalami kejenuhan dalam belajar siswa dapat mendengarkan musik atau sekedar main game, Terdapat fitur internet yang dapat membantu siswa mencari informasi. Hal ini mampu membantu siswa untuk mencari informasi atau materi pelajaran melalui fitur internet yang terdapat di HP.

Kelemahan/kekurangan dari handphone adalah : Mengganggu Perkembangan Anak, Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di hand phone (HP) seperti : kamera, permainan (games) akan mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Karena, Tidak jarang mereka disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi.

Flashdisk, Flash disk/ flash memory atau dinamakan memori stik ada yang menyebutnya USB drive adalah teknologi penyimpanan sekunder. Flash memory merupakan media penyimpanan yang sangat praktis, karena selain bentuknya yang kecil dan ramping juga memiliki kapasitas penyimpanan yang lumayan besar, selain itu juga pemasangannya sangat mudah yaitu menggunakan port universal serial bus (USB). USB flash drive memiliki banyak kelebihan dibandingkan alat penyimpanan data lainnya, khususnya disket atau cakram padat. Alat ini lebih cepat, kecil, dengan kapasitas lebih besar, serta lebih dapat diandalkan (karena tidak memiliki bagian yang bergerak) daripada disket. Komponen flashdisk lebih sederhana dan relative lebih sedikit dibandingkan dengan hardisk . Hal ini disebabkan karena flashdisk tidak memerlukan piringan, motor, atau part lain yang berkerja secara mekanik.

Email, Surat elektronik (disingkat ratel atau surel atau surat-e) atau pos elektronik (disingkat pos-el) atau nama umumnya dalam bahasa Inggris “e-mail atau email” (ejaan Indonesila: imel) adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur Internet. Dengan surat biasa umumnya pengirim perlu membayar per pengiriman (dengan membeli perangko), tetapi surat elektronik umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk membayar sambungan Internet.
Kelebihan email Nyaman, untuk mengirim surat tidak perlu ke kantor pos, cukup duduk di depan komputer yang terhubung Internet dan ketik pesan lalu dikirim ke alamat tujuan. Bahkan sekarang ini e-mail bisa dikirim melalui media komunikasi mobile seperti ponsel dan PDA (Personal Assistant Data). Cepat Hanya dengan hitungan detik e-mail dapat dikirimkan ke belahan dunia manapun. Murah Biaya pengiriman relatif sangat murah dibandingkan penggunaan telepon atau surat, terutama jika mengirim surat atau interlokal ke luar daerah atau luar negeri. Hemat sumber daya Kita tidak perlu membeli kertas, pulpen, atau memboroskan tinta printer untuk digandakan lalu dikirimkan ke beberapa orang sekaligus yang tidak sedikit mengeluarkan biaya ,selain itu email bisa digunakan oleh siapa saja, dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.

Kelemahan dari email antara lain Salah kirim, bila sebuah e-mail yang berisi dokumen-dokumen penting salah alamat, maka ada kemungkinan dokumen tersebut disalahgunakan, Rawan penyadapan ada kemungkinan e-mail disadap oleh oknum tertentu, sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam mengirimkan pesan rahasia, Pemalsuan identitas Kita tidak bisa memastikan identitas seseorang hanya dengan mengetahui alamat e-mail yang dimilikinya, Kebanjiran e-mail Hal ini bisa terjadi karena mailbox sudah terlalu lama tidak dibuka atau dihapus, Sampah e-mail, Banyak sekali e-mail sampah (junkmail/spam) yang berupa iklan komersial yang tidak kita harapkan, Respon terlambat Tidak semua orang membaca e-mail setiap hari sehingga ada kemungkinan balasan akan mengalami keterlambatan.

Internet, Internet (kependekan dari interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (“antarjaringan”). Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

Kelebihan internet diantara nya yaitu Memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan, Sebagai sarana berkomunikasi antar satu sama lain. Melalui internet, kita dapat saling bertukar pikiran, berdiskusi, belajar agar dapat bersosialisasi dengan orang lain lebih baik dan sebagainya, Memudahkan siswa untuk mengerjakan tugas mereka dengan mencari beberapa referensi di internet, penyimpan segudang informasi, data, serta sumber referenci yang diinginkan serta dibutuhkan oleh para pelajar.sebagai hiburan, teknologi internet dan new media memberikan banyak kemudahan untuk pengguna nya dalam menikmati hiburan , diantaranya adalah situs Game Online. dengan situs ini user bisa bermain game secara universal dengan seluruh pemain lain didunia. Selain itu Bisa menghilangkan kejenuhan pengguna nya dan bisa mengasah kemampuan berstrategi dalam berpikir, Memudahkan siswa berkomunikasi dengan teman bahkan saudara anda yang jaraknya mungkin jauh dari tempat tinggal, juga dapat bertukar pengalaman informasi dsb, dapat membuat siswa bisa berteman dengan siapapun diseluruh dunia tanpa batas negara dengan media sosial seperti faceboo,twiter, email dsb, Menambah wawasan pengguna nya yaitu memudahkan siapapun untuk belajar via dunia maya dengan instan, ringkas padat dan jelas, Membuat pengguna nya cepat menerima informasi terbaru tanpa harus menunggu acara berita ditelevisi dsb, dan juga dapat menambah wawasan dari seluruh dunia,karena sangat banyak sekali situs Informasi dari seluruh Dunia.

Kelemahan dari internet adalah kesehatan mata, terlalu banyak duduk dan gangguan saraf tangan karena terlalu sering mengetik dan mengklik mouse. Kerja tubuh yang lebih banyak pada hal yang diulang-ulang akan menyebabkan dampak negatif. Selain itu ada yang paling dekat dengan internet dan sangat negatif, yakni pornografi. Pornografi memang hal yang sangat rentan terjadi di internet. Dampak negatif yang ditimbulkannya pun dapat dilihat secara langsung dalam tempo yang tidak terlalu lama. Bagi kalangan remaja yang masih labil, mereka akan menganggap aksi pornografi yang dilihatnya melalui internet adalaih hal yang wajar. Itulah penyebab banyaknya penyimpangan perilaku seksual para remaja dewasa ini, mengingat mereka mendapatkan pendidikan seks dari sumber yang menyesatkan, selain kelemahan tersebut diantaranya prestasi sekolah menurun, penyimpangan perilaku sosial, sukaberbohong, suka membolos, suka berbohong, pornoaksi/pornografi.

Televisi, Televisi merupakan perangkat teknologi informasi yang berupa sistem penyiaran yang disertai dengan gambar (visual) dan suara (audio). Oleh karena itu, perangkat ini digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar bergerak atau video secara langsung. Televisi merupakan media informasi dan komunikasi yang sangat dikenal. Televisi adalah pesawat yang dapat menangkap siaran gambar dan suara dari pemancar. Dengan televisi individu dapat melihat lokasi suatu daerah maupun tokoh-tokoh terkenal dalam dan luar negeri. Kejadian alam, pelantikan presiden, dan budaya setiap daerah maupun bangsa lain dengan mudah dapat dilihat. Televisi sudah menjadi sumber segala informasi. Bahkan, televisi juga digunakan untuk mempromosikan suatu produk tertentu yang bersifat menguntungkan

Kelebihan televisi antara lain menampilkan acara-acara engenai pendidikan, televisi banyak menayangkan tokoh-tokoh yang memiliki pengarJangakauan sangat luas, Penayangan seketika, Gabungan gamuh baik dalam dunia pendidikan, usaha, hiburan dll. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan bagi anak-anak adanya kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun kenyataan yang terjadi, banyak dari anak-anak menonton acara yang seharusnya belum pantas untuk ia saksikan serta kebiasaan menonton televisi telah menjadi kebiasaan yang berlebihan tanpa diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa menyebabkan anak bersikap pasif.
Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak-anak cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi dibandingkan harus belajar, atau membaca buku.

Analisis Tawuran antar pelajar

ANALISIS
(RATUSAN MAHASISWA UNTAD PALU TAWURAN)

 

Berdasarkan artikel mengenai tawuran tersebut dapat dianalisis bahwa adanya tawuran antar pelajar itu sudah tidak asing lagi ditelinga, banyaknya tawuran ini sudah menjadi hal biasa di kalangan indonesia. Tawuran antar pelajar ini sering terjadi dikota-kota besar contohnya saja di palu, sulawesi tengah khususnya mahasiswa Untad (Universitas Tadulako). Mereka melakukan aksinya dengan membawa senjata tajam, batu, dan balok kayu hingga sejumlah mahasiswa terluka karena terkena lemparan batu, entah apa penyebab tawuran mahasiswa Untad palu ini, mahasiswa ini melakukan tawuran secara berkesinambungan, sebelumnya ternyata sudah tawuran kemudian mahasiswa melakukan tawuran lagi menurut salah satu mahasiswa Universitas Tadulako Palu.

Fenomena tawuran seperti ini biasa nya terjadi karena banyak hal, biasanya dimulai dari hal sepele, hingga hal yang besar, berdasarkan artikel tersebut tidak dijelaskan mengapa mahasiswa Untad melakukan tawuran yang pasti adanya kejadian seperti ini karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya antara lain kurang nya pengawasan dan perhatian dari orang tua, faktor ini sangat mempengaruhi perkembangan anak. Jika anak atau individu kurang perhatian dari orang tua sangat buruk dampaknya karena individu tersebut dapat melakukan hal-hal yang tidak diharapkan seperti tawuran dll, sebaliknya jika orang tua terlalu berlebihan dalam memperlakukan anak juga tidak baik karena jika anak tersebut menginginkan sesuatu dan tidak dipenuhi maka akan berontak. Oleh karena itu orang tua dan lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan anak.

Selain itu pihak sekolah juga seharusnya berperan penting dalam mengurangi tawuran pelajar karena sekolah atau universitas merupakan lembaga pendidikan yang harus selalu menegakan ketertiban, kedisiplinan bila perlu individu yang melakukan tindak tawuran ini diberi hukuman agar jera karena lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga dimana individu menerima atau mendapat berbagai macam ilmu yang di dirikan untuk mendidik individu menjadi lebih baik, menjadi lebih dewasa, menjadikan individu yang cerdas bukan untuk ajang kekerasan.

Dengan adanya tawuran dengan ratusan mahasiswa di Universitas Tadulako (Untad) palu juga sangat mengganggu aktifitas perkuliahan di Untad banyak siswa yang menonton tawuran dengan meninggalkan ruang kuliah, hal ini sangat menggangu dan merugikan sekali baik dari individu itu sendiri maupun pihak dari lembaga pendidikan. Walaupun ada beberapa mahasiswa Untad yang menghindar dari lokasi tawuran tersebut tetapi masih perlu adanya bimbingan untuk individu yang bermasalah selain itu juga individu atau mahasiswa hendaknya diberikan pendidikan moral dengan menanamkan nilai agama agar individu menjadi sadar akan tindakan nya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan selain itu juga mahasiswa atau individu dapat bertoleransi, tenggang rasa dan dapat mengatur emosi diri, persatuan dan kesatuan, saling menghargai antar sesama, serta dapat menjaga keharmonisan antar mahasiswa dan masyarakat lain, sehingga tindak kekerasan atau tawuran ini tidak terjadi dilingkungan masyarakat.

Berdasarkan artikel tersebut petugas keamanan kampus melakukan razia kepada sejumlah mahasiswa guna mengantisipasi adanya senjata tajam yang dibawa dilingkungan universitas, tetapi jika individu tidak dibekali pendidikan moral dengan menanamkan nilai agama menurut saya hasilnya akan nol karena kuncinya adalah memliki iman yang kuat, menjdi individu yang berkarakter sehingga individu dapat mengontrol dirinya sendiri dan tidak akan melakukan hal-hal yang negatif seperti tawuran tanpa sebab seperti yang sudah tertulis dalam artikel tersebut.